SOLOPOS.COM - Hewan Kurban (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Munculnya penyakit tersebut menandakan hewan ternak dalam kondisi kurang sehat.

Harianjogja.com, SLEMAN- Masyarakat diminta jeli memilih hewan kurban. Sejumlah penyakit ditemukan pada hewan kurban seperti domba dan kambing. Munculnya penyakit tersebut menandakan hewan ternak dalam kondisi kurang sehat.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Nanang Danardono mengatakan, pihaknya terus melakukan pemeriksaan hewan kurban di sejumlah titik penjualan. Dari pantauan petugas terhadap ratusan kambing dan domba di 26 titik di wilayah Ngemplak, Godean, dan Ngaglik, setidaknya terdapat 17 ekor hewan kurban yang positif terkena penyakit mulut (orf).

“Penyakit orf ditemukan banyak menjangkit kambing dan domba. Penyakit ini disebabkan oleh virus tidak menular pada manusia. Meski tak membahayakan, kami meminta masyarakat lebih jeli memilih hewan kurban,” katanya di sela-sela pemeriksaan, Rabu (7/9/2016).

Dia menjelaskan, jika hewan yang terserang tidak dikarantina atau dipisahkan, dikhawatirkan bisa dengan cepat menulari ternak lainnya dalam satu tempat. Ciri utama hewan kurban yang terkena penyakit orf adalah munculnya bintil-bintil atau keropeng pada bagian mulut ternak. Selain orf, lanjutnya, penyakit mata seperti konjungtivitis (radang) dan pinkeye (selaput putih) juga ditemukan pada beberapa ternak.

Menurutnya, baik orf, konjungtivitis maupun pinkeye masih dapat disembuhkan dengan obat tertentu. Umumnya hewan kurban yang terkena penyakit banyak dijumpai pada lokasi penjualan dadakan atau pasar tiban. Munculnya penyakit tersebut, menandakan kondisi hewan ternak kurang sehat. Dia menganjurkan agar konsumen lebih baik mencari hewan kurban langsung ke kelompok peternaknya atau melalui pedagang yang sudah dikenal.

Selain masalah tersebut, pihaknya juga mengkritisi masalah kebersihan di lokasi penjualan ternak. Pasalnya, masalah kebersihan dan pakan hewan kurban di pasar-pasar tiban relatif kurang terjaga. Dia berharap, penjual memerhatikan kebersihan lokasi penjualan dan pakan ternak. “Banyak hewan kurban yang datang dari luar Sleman jadi kurang terpantau. Kalau penjualan dipeternak langsung, kesehatan ternaknya lebih terjafa sehingga resiko ternak sakit lebih kecil,” ucapnya.

DPPK Sleman, lanjut dia, akan terus melakukan pemantauan hewan kurban di pasar tiban hingga Jumat (9/9/2016). Jika sebelumnya pemantauan dilakukan di wilayah Ngemplak, Godean, Ngaglik, Mlati, Depok, dan Sleman, ke depan juga dilakukan di Prambanan, Pakem, dan Seyegan. “Kami menerjunkan sekitar 250 orang petugas untuk melakukan pemantauan ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya