SOLOPOS.COM - Kurban SDN Pasar Kliwon 1, Senin (6/10/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Hewan kurban harus disembelih secara syar’i sehingga Fakultas Peternakan UGM melatih ratusan petugas penyembelih hewan kurban di masjid dan panitia Idul Adha dari wilayah DIY

Harianjogja.com, SLEMAN – Menjelang hari raya Idul Adha, Fakultas Peternakan UGM melatih ratusan petugas penyembelih hewan kurban di masjid dan panitia Idul Adha dari wilayah DIY cara menyembelih hewan kurban secara syar’i. Acara ini diadakan di Auditorium Fakultas Peternakan UGM, Rabu (16/9/2015).

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Peneliti produk halal dari Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono mengatakan pelatihan pemotongan hewan qurban secara syar’i memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman bagi para panitia qurban tentang bagaimana sebenarnya makna dan kaidah dalam menyembelih dan mengelola daging kurban.

“Selama ini mungkin masih ada yang ‘waton wani’ saja tanpa mempertimbangkan hal-hal baik hewan itu sendiri maupun daging setelah dipotong. Pelatihan ini peserta diajak untuk memahami lebih dalam proses penyembelihan hewan qurban yang syar’i dan sehat,” jelas Nanung saat memberikan pelatihan.

Pengelolaan dan pemotongan hewan yang benar menurut dia menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Apalagi, daging nantinya akan dibagikan pada masyarakat luas.

“Jangan sampai ada penyakit yang menular karena hewan tidak benar-benar dikelola dengan baik. Selain itu jangan sampai menyembelih hanya dengan keberanian saja, namun harus sesuai dengan teknik yang ada,” kata Nanung.

Nanung menjelaskan jika hanya menyembelih namun tidak dengan teknik yang benar bisa-bisa daging cepat busuk. Selain itu bisa saja daging akan terasa masam jika disembelih saat hewan kurban stress dan berlari-larian sebelum disembelih.

Masih ada aturan memuliakan hewan kurban. Dia berharap panitia kurban tidak menguliti hewan kurban saat hewan masih hidup. Bisa saja hewan kurban itu mati bukan karena disembelih namun karena kesakitan saat dikuliti.

“Sebelum ternak benar-benar mati dilarang menusuk jantungnya, menguliti, memotong kaki dan memotong ekornya. Cara mengecek bila sudah mati, cukup melihat reflek mata, reflek ekor dan reflek kuku. Sentuh bola mata masih berkedip atau tidak, geser ekor jika ada perlawanan jadi masih hidup dan tusuk perlahan bagian jari-jari hewan kurban jika masih ada reflek berarti masih hidup,” jelas Nanung.

Sementara itu Kepala Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM, Edi Suryanto selaku Kepala Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM penanganan hewan ternak setelah disembelih juga sangat penting diperhatikan. Jangan sampai pengolahannya tidak higienis.

“Jangan mencuci jeroan hewan kurban di sungai. Selain itu untuk mengkonsumsi hewan kurban yang benar jangan semuanya direbus. Namun awetkan dengan memasukkan daging ke freezer dan olah sesuai dengan kebutuhan. Jangan kawatir busuk, daging jika di freezer mampu bertahan hingga satu tahun,” jelas Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya