SOLOPOS.COM - Ilustrasi kambing (Istimewa/Twitter)

Anjing liar itu diperkirakan setinggi 80 sentimeter

Harianjogja.com, KULONRPOGO—Serangan hewan liar kembali terjadi di Kulonprogo. Kali ini setidaknya tiga ekor domba milik warga Desa Ngestiharjo, Kecamatan Wates mati diserang hewan yang diduga berjenis anjing itu.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Wadiyem, 65, mengungkapkan, penyerangan itu terjadi pada Kamis (11/1/2018) dini hari. Meski tidak melihat langsung bentuk rupa hewan liar itu, tetapi dirinya sempat mendengar beberapa kali suara mirip raungan anjing.

Dari empat domba yang dia miliki, kini hanya tersisa satu ekor domba betina yang masih hidup. Sementara, tiga ekor lainnya sudah mati dengan kondisi luka di sekujur tubuh. “Satu ekor yang selamat. Itu pun kepalanya terluka,” ucap Wadiyem saat ditemui di rumahnya, Kamis.

Paiman, 57, warga Ngestiharjo mengatakan, telah melihat salah satu anjing yang ia duga ikut menyerang ternak milik tetangganya itu. Hewan itu dilihatnya saat dia tengah sibuk mencari rumput di sawah. Dia memperkirakan anjing itu bertubuh tegap dengan tinggi sekitar 80 sentimeter.

“Warnanya kombinasi putih dan cokelat. Aneh sih, biasanya tidak pernah ada anjing berkeliaran di sini. Warga di sini juga tidak ada yang memelihara anjing,” ujarnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Drajad Purbadi mengaku sepakat dengan warga, kematian ternah milik Wadiyem itu kemungkinkan besar akibat ulah anjing liar. “Dari penuturan beberapa saksi dan ditemukannya anjing yang berkeliaran, maka besar kepastian kematian dilakukan oleh anjing liar,” katanya.

Drajad mengimbau agar masyarakat Desa Ngestiharjo tidak panik. Meski begitu, warga pun dimintanya untuk mengamankan hewan ternaknya masing-masing. Menurutnya, anjing liar tergolong hewan yang melakukan perburuan di tempat sama secara berulang kali. Terbukti bagaimana anak kambing dan kambing yang mati dicoba diseret keluar dari kandang untuk mencari tempat aman yang selanjutnya memakan hasil buruannya itu.

“Sebaiknya ternak atau unggas ditempatkan di kandang dengan model panggung dan ditutup rapat, kalau bisa dikasih penerangan, karena hewan liar tidak suka yang terang,” kata dirinya.

Anjing liar itu, kata dia, menyerang lantaran semakin menipisnya ketersediaan pakan di habitat mereka, dan mencari makanan yang mudah didapat di sekitar, misalnya hewan yang dikandangkan. Akibatnya, mereka cenderung berkelompok saat mencari makan.

Seperti diketahui, serangan hewan liar bukan yang kali pertama terjadi di Kulonprogo. Awal Oktober 2017 lalu, warga Dusun Blumbang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih digegerkan dengan tewasnya sejumlah ternak dan sebagian lainnya luka-luka. Berdasarkan keterangan warga, kematian ternak-ternak itu juga akibat ulah sekawanan anjing liar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya