SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

HIV AIDS di DIY belum bisa mendapatkan pelayanan terapi Antiretroviral (ARV) di puskesmas

Harianjogja.com, JOGJA-Terapi Antiretroviral (ARV) bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di DIY belum dekat dengan masyarakat karena puskesmas belum dapat melakukan hal itu.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Terapi ini dilakukan dengan beberapa obat karena HIV merupakan retrovirus. ARV tidak membunuh virus, melainkan memperlambat pertumbuhan virus sehingga tidak menjadi AIDS.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Daryanto Chadorie menyebutkan seluruh Puskesmas di DIY yang berjumlah 121 buah belum dapat menangani terapi ARV sehingga pasien dirujuk ke rumah sakit besar di kabupaten dan kota masing-masing, sekalipun sebagian sudah dapat memberi layanan tes HIV.

Puskesmas yang memberikan layanan tes HIV, antara lain, Gedongtengen, Umbulharjo I, Galur II, Temon II, Wates, dan sebagainya.

“Kalau ditotal ada 20 puskesmas di DIY yang sudah menerapkan layanan komprehensif berkelanjutan,” ujarnya, Senin (7/12/2015).

Meskipun demikian, ia menilai rujukan ke rumah sakit besar di kabupaten dan kota untuk terapi ARV sudah lebih baik karena beberapa waktu lalu hanya rumah sakit di Jogja saja yang bisa menangani hal itu.

“Apabila hanya bisa dilakukan di Jogja, tentu memberatkan ODHA karena masalah biaya transportasi,” tutur Daryanto.

Dinkes DIY saat ini sedang menginisiasi lima puskesmas di DIY, yakni Puskesmas Gedongtengen, Umbulharjo I, Mantrijeron, Sleman dan Kretek supaya dapat menjadi puskesmas yang mendukung Strategy Use For ARV (Sufa).

Pengajuan dilakukan dalam dua tahap dan pada tahap pertama menunggu nomer registrasi dari Kementerian Kesehatan terbit untuk Puskesmas Gedongtengen, Umbulharjo I, dan Mantrijeron, sedangkan tahap kedua dilanjutkan pengajuan untuk Puskesmas Sleman dan Kretek.

“Diharapkan dengan layanan semakin dekat dengan masyarakat ARV dapat diakses dengan cepat dan dapat menurunkan angka kematian akibat AIDS,” ucapnya.

Ia menyebutkan sampai dengan September 2015 tercatat 3.146 pengidap HIV di Jogja dan 1.249 di antaranya sudah berada di fase AIDS. Pemberian ARV ditujukan bagi ODHA yang memiliki sel CD4 kurang dari 200 dan saat ini terdapat 765 pengidap AIDS yang aktif ARV. Sel tersebut digunakan untuk menilai kekebalan tubuh seseorang.

Pemberian ARV dilakukan secara gratis dan Daryanto berjanji anggaran untuk pelayanan tersebut tidak berkurang, mengingat sudah memiliki payung hukum berupa Perda No.12/2010 dan Pergub No.37/2012.

Fara Silvia Yuliani, peneliti HIV Early Testing and Treatment Indonesia (HATI), mengungkapkan data dari Kementerian Kesehatan RI akses ARV baru menjangkau 53.000-an pengidap AIDS, sedangkan yang membutuhkan diperkirakan mencapai 170.000-an orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya