SOLOPOS.COM - Kirab budaya nusantara di Jalan Malioboro, Selasa (27/10/2014). (Gigih M Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Hotel di Jogja terpengaruh adanya kegiatan Jumenengan Paku Alam X

Harianjogja.com, JOGJA- Perhimpunan Hotel dan Restortan Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta  berharap Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta seharusnya dapat memperbanyak kegiatan-kegiatan budaya.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

“Kami berharap di DIY memiliki ‘event’ budaya lebih banyak dan menarik,” kata Sekretaris PHRI DIY, eddy Pranowo Eryono, Jumat (8/1/2016).

Okupansi atau tingkat hunian hotel di Jogja meningkat lima persen dibandingkan dengan beberapa waktu sebelumnya, selama momentum Jumenengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X pada Kamis (7/1/2016).

Menurut dia, rata-rata okupansi atau tingkat hunian hotel berbintang di Jogja mencapai 80%, sedangkan hotel non-bintang atau melati mencapai 40%.

Kebijakan pemerintah yang membebaskan visa kunjungan bagi wisatawan sejak 2015, menurut dia, juga memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kunjungan wisata sekaligus okupansi hotel dari kalangan wisatawan asing.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY, katanya, rata-rata masih mengandalkan wisatawan yang sebelumnya berkunjung ke Bali dan Jakarta.

“Kebijakan itu membantu, tapi karena penerbangan langsung belum ada maka belum berdampak signifikan,” kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya