SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengharapkan pemenuhan kebutuhan perlengkapan interior hotel di daerah itu lebih mengutamakan produk kerajinan lokal.

“Dengan mengutamakan produk kerajinan lokal maka keduanya [perajin dan investor hotel] akan saling memperoleh keuntungan. Di satu sisi kerajinan yang ada di DIY cukup beragam dan di sisi lain jumlah hotel juga semakin bertambah,” kata Sekretaris PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Senin (6/10/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia mengatakan untuk hotel nonbintang (melati) secara umum memang hampir secara keseluruhan telah menggunakan produk-produk perlengkapan interior dari perajin lokal.

“Kalau hotel-hotel melati memang bisa dipastikan hampir 100 persen memakai produk-produk lokal bahkan arsitekturnya pun memakai sumber daya lokal,” katanya.

Sementara hotel berbintang lima atau yang telah memiliki jejaring nasional atau Internasional, kata dia, kecil kemungkinannya menggunakan produk-produk lokal karena telah memiliki standar kualitas secara terpusat.

“Untuk hotel-hotel yang sudah memiliki jejaring secara nasional maupun internasional seperti hotel-hotel berbintang lima memang sangat kecil kemungkinannya menggunakan produk-produk lokal karena mereka memiliki standar kualitas tersendiri secara terpusat,” katanya.

Meski demikian, dia tetap menyarankan hotel berbintang termasuk yang telah memiliki jaringan internasional turut menggandeng pengrajin lokal untuk mengisi interior hotel mereka.

“Kami akan tetap menyarankan meskipun memang tidak bisa mengharuskan karena tentu hal itu merupakan kewenangan mutlak bagi kalangan investor hotel,” katanya.

Di sisi lain, dia juga berharap kalangan pengrajin di DIY meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan hotel baik hotel nonbintang (melati) maupun yang berbintang.

“Kalau para pengrajin ingin turut mengisi kebutuhan hotel mulai dari kelas melati hingga yang berbintang lima, tentu diharapkan dapat meningkatkan kualitas produknya,” kata dia.

Menurut Deddy, kerja sama yang baik antara pengrajin lokal dengan pihak hotel akan memberi keuntungan bagi kedua pihak mengingat jumlah hotel di DIY semakin bertambah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, jumlah hotel khusus di Jogja hingga awal 2014 sebanyak 339 unit, terdiri atas 43 hotel berbintang dan 356 hotel nonbintang (melati).

Pada 2010, jumlah hotel di Jogja sebanyak 353 unit, terdiri atas 21 hotel berbintang dan 332 hotel nonbintang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya