Jogja
Selasa, 13 Agustus 2013 - 17:50 WIB

Hujan Panjang, Produksi Kayu Putih Berkurang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Endro guntoro Petani hutan kayu putih

JIBI/Harian Jogja/Endro guntoro
Petani hutan kayu putih

Harianjogja.com, BANTUL—Perubahan cuaca tahun ini berdampak pada nasib petani petik kayu manis Sido Rukun Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo. Mereka pesimistis bisa memenuhi target panenan lantaran musim hujan yang lebih lama dibanding kemarau.

Advertisement

Hasil panenan mereka adalah bahan mentah minyak kayu putih. Tahun ini bahan mentah ditarget terpenuhi 120 ton untuk luas hutan negara 136 hektar.

“Hasilnya kurang begitu bagus karena cuaca seperti ini. Tiap ikatan hasil petikan kayu putih beratnya sudah terasa berkurang,” kata Painten anggota kelompok tani Sido Rukun asal Loh Putih, Jatimulyo kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Mandor hutan negara kayu putih blok Dodogan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Urip Sutopo membenarkan penurunan produksi kayu putih tahun ini. Menurut dia produksi kayu putih hutan negara cukup terganggu dengan hujan yang panjang.

Advertisement

Tak hanya itu, kabanyakan air hujan juga berakibat pada turunnya kualitas tanaman kayu putih.

Urip menambahkan, dalam proses pengolahan, daun kayu putih yang mengalami musim hujan lama mengakibatkan volumen kandungan minyak berkurang. Walhasil, produksi turun.

Lebih lanjut Urip menjelaskan upah tenaga kelompok tani hutan Jatimulyo sudah diperhitungkan oleh Dishutbun.

Advertisement

Setiap 1 ton panenan, petani mendapat upah sebesar Rp65.000 atau setara dengan Rp 65 per kilogram hasil panen.

Petani Jatimulyo memetik kayu putih enam bulan sekali. Hasilnya dikirim ke perusahaan penyulingan Pokoh untuk diolah menjadi minyak kayu putih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif