SOLOPOS.COM - Pupuk kandang (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Musim penghujan jadi  awal dari musim tanam bagi para petani di Kabupaten Gunungkidul sehingga kebutuhan pupuk di wilayah tersebut meningkat.  Hal ini membuat Mujiono, petani asal Playen kewalahan melayani pesanan pupuk organik.

Ketika ditemui Senin (4/11/2013) Mujiono, 35, dan Guntoro, 45 sedang sibuk bergumul dengan kotoran sapi. Maklum sudah lima hari terakhir mereka sedang dibanjiri pesanan pupuk organik racikan sendiri dari para petani. “Hari ini ada 75 karung yang pesan. Kemarin lebih dari 200 karung yang sudah dikeluarkan. Musim hujan ini membawa berkah,” ucap Mujiono.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Untuk harga per karung dengan bobot 50 kilogram Rp13.000. “Kalau diantar sampai lokasi tanam ada biaya tambahan antar,” kata dia.

Untuk memperoleh kotoran sapi tidak sulit bagi keduanya. Mujiono maupun Guntoro memiliki ternak sapi. Bahkan hampir setiap petani di Playen memiliki sapi minimal satu ekor.

Selain mengumpulkan kotoran sapi dari kandang sapi mereka. Mujiono dan Guntoro juga menjadi tengkulak. Memborong kotoran sapi dari sejumlah peternak. Selanjutnya dijual kembali setelah melalui racikan.

Racikannya sepintas tidak terlalu rumit karena hanya diaduk setelah ditetesi air tebu dan satu campuran-yang dirahasiakan-kemudian kotoran sapi yang menggumpal dihaluskan. Setelah itu baru dikemas ke dalam karung.

Guntoro mengaku aktivitas pembuatan pupuk organik tersebut sudah lama namun baru musim tanam kali ini mulai banyak petani yang minat sehingga produknya yang sebelumnya digunakan sendiri kini memproduksi juga untuk dijual. “Awalnya satu dua orang yang pesan lama-lama tambah banyak,” kata Guntoro

Meski banyak peminat namun Mujiono dan Guntoro belum siap memproduksi pupuk organik skala besar. Sebab selepas musim hujan, kata Guntoro, masih banyak petani yang bergantung pada pupuk kimia. Pupuk sejenis urea itu memang masih dianggap yang menyebabkan cepat panen. Sementara pupuk organik meski menyuburkan tanah namun hasil panen terbilang lambat. Guntoro juga heran, Gunungkidul merupakan sentra sapi di DIY namun kotorannya belum maksimal dimanfaatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya