Jogja
Jumat, 18 Desember 2015 - 02:40 WIB

Hujan Semakin Lebat, Warga Code Siap Mengungsi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Warga  sudah siap bila sewaktu-waktu harus mengungsi tatkala tanggul tak mampu lagi menahan arus air yang deras.

 

Advertisement

Ilustrasi banjir akibat tingginya curah hujan. (Article.wn.com)

Harianjogja.com, JOGJA-Berpengalaman dengan banjir membuat warga bantaran kali Code lebih bersiaga. Kali ini mereka sudah siap bila sewaktu-waktu harus mengungsi tatkala tanggul tak mampu lagi menahan arus air yang deras.

Elyza Agus Tiyono, 50, masih ingat kala April lalu tanggul yang membatasi aliran sungai dari rumah warga di lingkungannya ambrol. Arus yang deras mengalir di depan rumahnya yang berada di bantaran kali. Seutas tali pun terpasang agar warga bisa berpegangan saat mengungsi dan tak hanyut terseret air.

Advertisement

“Memang parah, tapi dari kejadian itu kami belajar untuk siaga bila bencana seperti ini datang lagi,” tutur ketua RW 1 Jagalan Ledoksari Jogja itu.

Agus mengatakan peristiwa itu membuat warga di lingkungannya kembali merapikan kelompok Tangguh Bencana yang sebenarnya sudah ada sejak dua tahun silam. Namun sebelum kejadian itu terjadi kelompoknya diakui Agus belum berjalan dengan sempurna.

Kelompok Tangguh Bencana di RW 1 Jagalan melibatkan warga yang tersebar di enam RT yang ada di kawasan itu. Dua RT yang berada di sisi jalan Jagalan, RT 1 dan RT 3 menjadi tim utama yang akan bergerak bila tanggul yang sudah kembali berdiri atas bantuan BPBD dan swadaya masyarakat kembali runtuh. Mereka bertugas membangun tempat penampungan untuk mengevakuasi penduduk dan mendirikan dapur umum.

Advertisement

“Yang disiagakan adalah warga yang di atas karena saat banjir mereka tak perlu menyelamatkan diri dan keluarganya sehingga lebih sigap bergerak,” kata dia.

Untuk evakuasi, tim tersisa dari empat RT di bantaran Code bakal menjadi penggerak. Anak-anak, lansia dan perempuan menjadi yang diprioritaskan untuk dievakuasi. Selanjutnya baru para pria yang terakhir menyelamatkan diri ke tempat aman.

Tak hanya tim evakuasi dan dapur umum, mereka juga memiliki tim pengamanan tersendiri. Tim ini terbentuk lagi-lagi karena pengalaman adanya banyak orang asing yang datang saat bencana datang. Barang-barang waga pun tak sedikit yang hilang setelah peristiwa itu terjadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif