SOLOPOS.COM - Para guru-karyawan Sekolah Kanisius se-DIY menampilkan atraksi budaya. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Para guru-karyawan Sekolah Kanisius se-DIY menampilkan atraksi budaya. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

KULONPROGO—Di usia yang mencapai 95 tahun, Yayasan Kanisius sebagai pengelola lembaga pendidikan memiliki beragam tantangan. Persatuan dan kegotongroyongan semua komponen jadi solusi menghadapinya.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Ditemui dalam Gathering guru dan karyawan Kanisius se-DIY, Sabtu (19/1/2013) siang, Direktur Yayasan Kanisius Cabang Jogja, Pastor Agustinus Mintara mengatakan ada beberapa tantangan serius yang dihadapi lembaga tersebut.

Salah satu tantangannya adalah kesadaran masyarakat, dalam hal ini keluarga Katolik untuk menyekolahkan anak ke sekolah Kanisius cenderung menurun. Menjawab tantangan tersebut, yayasan tersebut berusaha mengajak seluruh komponen masyarakat, orangtua, maupun para pimpinan gereja, mengajak para pelajar agar menimba ilmu di Kanisius.

Tidak hanya itu, mereka juga mengupayakan berbagai pelatihan peningkatan kualitas guru serta mengajak paritispasi semua pihak dalam bentuk apapun, termasuk para alumni. Tujuannya adalah menjaga kualitas pendidikan di tiap sekolah, termasuk memasukkan unsur-unsur budaya lokal dalam dunia pendidikan.

Melalui kegiatan gathering tersebut para guru-karyawan diharapkan bisa bersatu mengembangkan Kanisus dalam dunia pendidikan. “Acara ini hendak menegaskan pentingnya kebersamaan hidup semua komponen sebagai ujung tombak yang melayani para murid di sekolah Kanisius,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya