SOLOPOS.COM - Penjor lampion Hut Jogja (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

HUT Kota Jogja dapat menjadi kesempatan berevaluasi.

Harianjogja.com, JOGJA-Dewan Kebudayaan Jogja Achmad Charris Zubair mengatakan ulang tahun Jogja bukan sekadar perayaan melainkan ajang evaluasi pembangunan kota.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

“Dinamika tidak bisa dicegah, tetapi perlu diingat jangan sampai lepas dari sejarah, supaya bisa merancang masa depan kota ini,” ujarnya, Selasa (6/1/2015).

Ia tidak menuding pembangunan Jogja melenceng, namun ada beberapa hal yang perlu dikritisi. Konkretnya, pembangunan hotel yang tidak terkontrol mengakibatkan kerugian di jangka menengah.

Jangka pendek, kata Charris, memang menguntungkan dari segi pendapatan, namun perlu diperhatikan dampaknya yang lebih besar seperti penurunanpermukaan air tanah.

“Apalagi sudah ada warga yang mengeluhkan sumurnya kering saat kemarau,” ucapnya.

Menurutnya, wilayah Jogja tidak bisa dimaknai secara administratif semata, tetapi juga mencakup citra Jogja yang berada di kawasan dalam ring road. Persoalan ini, kata dia, harus dipecahkan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat.

Walikota Jogja Haryadi Suyuti mengatakan, tantangan utama di Jogja adalah jumlah penduduk sehingga Pemkot berupaya mewujudkan tiga slogan utama, yakni bersih, tertib, dan aman.

“Kebijakan-kebijakan yang diambil harus mengakomodasi kepentingan bersama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya