SOLOPOS.COM - Puluhan warga membawa tempe kedelai sepanjang 257 meter saat karnaval budaya Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Jogja, Sabtu (28/9/2013). (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Harianjogja.com, JOGJA–Harga kedelai masih mahal saat ini menyusul melemahnya rupiah terhadap dolar. Namun kenyataan itu tidak menghalangi warga Sidikan, Pandeyan, Umbulharjo untuk membuat tempe sepanjang 257 meter sebagai persembahan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jogja.

Riuh gembira warga Pandeyan terlihat nyata, Sabtu (28/9/2013) sore. Terlihat puluhan orang dengan pakaian bergodo Lombok Ijo berdiri rapi di barisan terdepan.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Di belakangnya nampak beberapa rombongan kesenian, dan juga beberapa perwakilan sekolah. Nampak mencolok dari rombongan itu adalah tempe kedelai sepanjang 257 meter yang digotong ratusan orang.

Setidaknya ada sekitar 200 orang perempuan, laki-laki, tua maupun muda yang menggotong tempe beralaskan batang bambu. Menempuh perjalanan sekitar tiga kilometer peserta karnaval dalam rangka memeringati HUT Kota Jogja ini terlihat begitu bersemangat. Helaan nafas dengan sesekali mengerlingkan dahi tanda keberatan dan kelelahan memikul bambu alas tempe seolah tidak dirasakan.

“Ya capek sekali, susah membawanya. Membutuhkan kerja sama yang baik biar tidak putus. tapi senang,” ucap salah satu pemikul tempe, Subani.

Tempe sepanjang 257 meter itu sesuai dengan usia Kota Jogja yang juga memasuki usia ke-257. Pembuatan tempe terpanjang di Jogja tersebut membutuhkan waktu empat hari.

Setidaknya 2,3 kuintal kedelai dihabiskan. Sedangkan untuk alas menghabiskan 40 batang bambu. Semua berasal dari iuran sukarela warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya