SOLOPOS.COM - Penjor lampion Hut Jogja (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

Hut Kota Jogja dapat dimaknai dengan menyelesaika berbagai masalah

Harianjogja.com, JOGJA-Memasuki usia 259 tahun, Jogja menuai kritik dari berbagai kalangan. Mulai dari lemahnya komitmen walikota yang menimbulkan berbagai permasalahan di masyarakat hingga pembangunan hotel yang mengancam tata kota di masa mendatang.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Wakil Ketua I DPRD Jogja Ali Fahmi menilai belum ada prestasi pembangunan yang menggembirakan dari Jogja. Ia menguraikan pembangunan hotel yang tidak terkendali menuai banyak protes warga, kegiatan usaha tidak berizin yang dibiarkan merajalela, usulan warga yang belum terakomodasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) karena Pemkot terlalu membatasi volume kegiatan dan pagu anggaran walaupun anggaran masih mencukupi, perencanaan anggaran keuangan lemah sehingga Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD 2014 besar, dan sebagainya.

“Komitmen kepala daerah kurang sehingga muncul berbagai persoalan,” tukasnya, Selasa (6/10/2015).

Diuraikannya, APBD 2015 sebesar Rp1,7 triliun, baru terserap 30% sampai dengan akhir Juni, sementara sampai akhir Agustus penyerapan baru 48% dan sebagian masih dalam proses pencairan.

Melihat kondisi tersebut, Fahmi mengaku tidak berharap terlalu banyak terjadi perubahan, terlebih pada 2016 pemerintahan walikota hanya berjalan sekitar sembilan bulan karena terpotong persiapan pemilihan kepala daerah (pilkada).

Kendati demikian, ia berharap komitmen pembangunan bisa berpihak kepada masyarakat. “Dari sisi pelayanan sudah lumayan, akses dan prosedur relatif cepat,” kata Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya