Ibu Mendiang Adnan Berharap Pelaku Klithih Dihukum Seberat-beratnya

Sri Lestari, Ibu Adnan Wirawan Adiyanta berharap semua terdakwa agar dihukum seberat-beratnya.

Harianjogja.com, BANTUL- Sri Lestari, Ibu Adnan Wirawan Adiyanta berharap semua terdakwa yang melakukan aksi klithih hingga menewaskan Adnan, agar dihukum seberat-beratnya. Pasalnya aksi penyerangan terhadap putranya itu telah dilakukan secara berencana.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

(Baca juga : KEKERASAN BANTUL : Pamitan Adnan ke Pantai jadi “Pamitan” Selamanya)

“Kalau tidak niat kenapa bisa sampai membawa senjata seperti itu,” katanya, di sela sidang perdana kasus tersebut di Pengadilan Negeri Bantul, Rabu (4/1/2017).

Walaupun semua terdakwa masih tergong anak-anak, dan masih dilindungi dengan adanya Undang-Undang Perlindungan Anak, namun menurutnya pantas untuk dihukum berat.

“Saya sadar mungkin anak saya jalannya memang sudah sampai segitu, tapi prosesnya [meninggalnya] itu lho kok sampai segitunya. Saya harap mereka dihukum berat. Mereka masih untung bisa pulang, tapi kalau saya kan tidak bisa melihat anak saya lagi,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (12/12/2016) rombongan berjumlah 20 orang siswa SMA Muhammadiyah 1 Jogja yang tengah pulang dari piknik di Pantai Ngandong mendadak diserang oleh sekelompok pemuda bercadar yang bersenjatakan pedang dan clurit di Jl.Siluk-Panggang, Dusun Lanteng, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri.

Salah satu dari peserta rombongan, Adnan Wirawan Adiyanta kemudian menjadi salah satu korban meninggal akibat sejumlah luka senjata tajam, dan satu tusukan di perut bagian samping. Tak lama berselang polisi melakukan penangkapan, dan kemudia menetapkan 10 tersangka yang berasal dari salah satu SMA swasta di Jogja.