SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Peternakan DPPK Sleman Suwandi Aziz menunjukkan indikasi penyakit hewan yang tertuang dalam buku pedoman pemotongan hewan kurban, Jumat (4/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Idul Adha 2015 tinggal sebentar lagi. Umat muslim diimbau cermati kesehatan hewan kurban.

Harianjogja.com, SLEMAN-Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan (DPPK) Sleman tidak mengidentifikasi hewan korban dari mana saja yang perlu diwaspadai. Pasalnya semua jenis penyakit yang menyerang sapi maupun kambing bisa berasal dari daerah manapun.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

“Semua [hewan kurban] dari luar Sleman kita tidak tahu riwayat penyakitnya. Perdagangannya juga tidak kita kawal ketat,” kata Kepala Bidang Peternakan DPPK Sleman, Suwandi Aziz, Jumat (4/9/2015) di ruangannya. Dinas Peternakan tidak dapat mengawal ketat karena dari pedagang sendiri tidak mengantongi surat riwayat hewan dari tempat asalnya.

Menurutnya momen persiapan Idul Adha menjadi masa kritis bagi DPPK. Pasalnya dinas tidak hanya bertanggung jawab memanfaatkan hewan korban dari Sleman tetapi juga pengawasan terhadap hewan kurban dari luar. Aziz mengatakan, hewan di Sleman sudah diawasi secara periodik. Mulai dari posyandu hewan hingga penindakan langsung pada hewan yang mengalami tanda-tanda sakit.

Hewan kurban dari luar Sleman kebanyakan didominasi dari daerah Purwodadi, Jawa Tengah. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah cacing hati. Kasus ini terjadi untuk hewan sapi. Berdasarkan data tahun 2014, 9% dari 5.000 sapi luar Sleman dinyatakan positif terserang cacing hati.

“Dikonsumsi masih bisa tapi kalau berdasarkan agama dan medis yang berpenyakit dianjurkan jangan [disembelih]. Yang tidak layak jangan dijual dulu dan disendirikan,” jelas Aziz.

Mengingat kerap ditemukan kasus kesehatan pada hewan kurban, pihaknya meminta masyarakat jeli memilih sebelum membeli. Jangan hanya memilih hewan yang gemuk tapi juga perlu dilihat detail kondisi fisiknya. Seperti mata yang terus berair, diare terus-menerus, hingga cacat tubuh. Penyakit ringan seperti luka lecet akibat perjalanan juga perlu diperhatikan.

Selain antrax dan cacing hati pada sapi, penyakit hewan lain yang perlu diwaspadai adalah skabies atau penyakit kulit dan orf atau bibir bopeng. Penyakit ini biasanya menyerang kambing.

Sebenarnya, populasi hewan kurban dari Sleman cukup untuk memenuhi kebutuhan perayaan Idul Adha. Namun karena permainan pasar membuat hewan lokal dijual di luar Sleman. Ia mencontohkan, pada tahun kemarin banyak penjual asal Berbah yang menjual hewan kurban ke Pasar Siyono, Wonosari. “Malah tidak dijual di Ambarketawang [Gamping] karena di Wonosari harga jualnya tinggi,” lanjut Aziz.

Kepala DPPK Sleman Widi Sutikno mengatakan, populasi sapi maupun kambing Sleman masih aman. Sampai saat ini, populasi sapi sebanyak 51.000 dan persediaan untuk Idul Adha 9.000 ekor. Sementara populasi kambing domba sebesar 94.000 ekor dan yang siap potong sebesar 20.000 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya