Jogja
Rabu, 23 September 2015 - 16:20 WIB

IDULADHA 2015 : Pedagang Sapi Keluhkan Sepi Pembeli

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hewan Kurban (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Iduladha 2015 ini, pedagang sapi mengeluhkan sepinya pembeli

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sejumlah pedagang hewan qurban di Pasar Hewan Siyonoharjo, Playen mengeluhkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap sapi qurban. Hal itu disebabkan dengan harga sapi yang kini kian mahal.

Advertisement

Salah seorang pedagang hewan di pasar hewan Siyonoharjo, Heru Sukoco pada Selasa (21/9/2015) mengaku, harga hewan qurban menjadi semakin tinggi, bukan tanpa alasan. Melainkan dikarenakan para pedagang harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang mulai sulit didapat saat musim kemarau.

Ia sendiri harus membeli HMT untuk sapi yang ia ternak, padahal untuk sapi berukuran sedang, dibutuhkan HMT dari pohon jagung yang jumlahnya tidak sedikit. Apabila dinilai dalam rupiah, harganya lebih dari Rp50.000 saja.

Akibatnya, harga sapi di Pasar Siyonoharjo turut mengalami kenaikan antara Rp1 juta hingga Rp2 juta menjelang hari raya Idul Adha. Sapi berukuran kecil yang siap untuk dikurbankan, Heru rekan sesama pedagang sapi mematok harga antara Rp11 juta hingga Rp13 juta. Untuk sapi besar, dibanderol Rp14 juta hingga Rp16 juta.

Advertisement

Akibat harga sapi yang melambung ini, daya beli masyarakat ikut menurun. Dampaknya, sejumlah  pedagang harus rela mengalami kerugian.

Tanpa menyebut nilai persentase, Heru menyebut sejak beberapa pekan terakhir, transaksi jual-beli hewan ternak di Pasar Hewan Siyonoharjo mengalami penurunan. Ia beserta para pedagang lain kini hanya bisa mengaku pasrah dengan kondisi yang dialami para pedagang hewan.

Keluhan mahalnya dan sulitnya biaya perawatan bukan hanya muncul dari petani, melainkan dari warga. Seperti diungkapkan Kusno, ia cukup sulit merawat sapi milik kelompok tani yang dititipkan padanya, untuk dirawat sebelum diqurbankan, akibat HMT yang sukar ditemukan di musim kemarau.

Advertisement

“Pakan akhirnya mengambil dari ladang, tapi dicampur polar, itu larutan urea,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif