SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL- Iklan politik di Indonesia secara ide kreatif sampai eksekusi iklan jauh lebih jelek dibandingkan iklan komersial. Para aktor politik dan industri komunikasi harus bisa mendesain pesan komunikasi politik yang lebih kreatif.

Hal itu diungkapkan Fajar Junaedi, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMY, saat memaparkan buku k delapannya yang berjudul Komunikasi Politik: Teori, Aplikasi, dan Strategi di Indonesia, di kampus UMY, belum lama ini.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Ia menuturkan komunikasi iklan politik melalui media televisi kian populer, namun dalam tataran kreativitas hingga eksekusi, kebanyakan iklan – iklan tersebut masih jauh dari kata baik. “Iklan politk saat ini, masih jauh dari kata bagus dan cenderung kaku,” katanya.

Para aktor politik, menurutnya harus belajar cara membuat iklan politik yang bagus, cara menyampaikan dan mendesain komunikasi dalam komunikasi politik yang kreatif.

Bkan hanya aktor politik, Fajar juga mengungkapkan masyarakat luas peduli dan menyadari bagaimana hubungan antara media dan komunikasi politik di Indonesia sehingga mereka bisa mengkritisinya. Relasi media dan aktor politik di Indonesia saat ini, lanjut Fajar, bersikap abu-abu dibandingkan dengan masa orde lama pasca revolusi kemerdekaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya