SOLOPOS.COM - Ketua panitia Speleology Goes to School, Ahmad Sya’roni [kiri] dan Ketua Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Jogja, Adi Guna Prasetya [kanan] menunjukkan peta bentang karst di wilayah geopark Gunung Sewu saat pengenalan lapangan di Desa Gombang, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Minggu (29/1/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Ilmu Speleologi mulai dikenalkan pada pelajar

 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

 

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Klub penelusur dan pemerhati lingkungan gua, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Jogja memperkenalkan bentang karst di Geopark Gunung Sewu, Gunungkidul kepada para pelajar.

Mereka dikenalkan pemanfaatan karst oleh masyarakat dan dampak kerusakan lingkungan jika batuan karst ditambang.

Dalam rangkaian acara Speleology Goes to School itu, Anggota ASC sekaligus pemateri kelas ilmu tentang gua (speleology), Erlangga Esa Laksmana mengatakan, penambangan batu karst dapat merusak lingkungan.

Pasalnya kawasan karst terdiri dari batuan gamping yang memiliki pori-pori yang berguna untuk penyimpanan air. Sehingga air hujan tidak langsung mengalir ke sungai. Namun jika batuan tersebut ditambang maka strukturnya akan rusak.

Menurutnya jika bukit-bukit karst yang ada di Bukit Seropan, Desa Gombang, Kecamatan Semanu itu ditambang, maka perilakunya akan menjadi berbeda. Bukit yang merupakan rangkaian Geoprak Gunung Sewu itu tidak akan dapat maksimal menampung air hujan.

“Kalau penampung air di permukaan, batu-batu itu ditambang maka perilakunya akan jelas berubah. Jadi air hujan yang mengalir ke sungai menjadi lebih singkat,” kata dia, Minggu (29/1/2017).

Maka yang terjadi, banjir bisa sangat deras. Kemudian setelah hujan, semua air mengalir ke sungai dan persediaan air tanah debitnya akan semakin berkurang. Sehingga bisa jadi masyarakat yang selama ini memanfaatkan air tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari, akan kekurangan air jika musim kemarau.

Kendati demikian, pertambangan batu karst diakuinya memang masih diperlukan demi mencukupi kebutuhan rumah tangga untuk keperluan pembangunan rumah. Namun dia menilai penambangan harus memperhatikan tempat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

“Mencari tempat dimana yang tidak mengganggu aliran sungai bawah tanah yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Oleh sebab itu perlu ada penelitian yang lebih mendalam untuk menentukan tempat-tempat yang boleh untuk ditambang. Kalau di Gunung Sewu yang membentang di tiga kabupaten yakni Gunugkidul, Pacitan, dan Wonogiri, kata dia jelas tidak boleh ditambang.

Pasalnya selain memiliki status sebagai geopark yang dilindungi. Gunung Sewu memiliki fungsi hidrologi sebagai penyimpan candangan air tanah dan juga memiliki fungsi estetika, misalnya adalah untuk pariwisata.

“Kalau ditambang hutan yang ada di atasnya otomatis hilang dan akan merusak ekosistem,” ujarnya.

Sementara itu, ketua panitia Ahmad Sya’roni mengatakan pengenalan bentang karst kepada para pelajar SMA dan sederajat itu agar mereka lebih mengenal alam sekitar. Selain itu juga agar para pelajar mengetahui pemanfaatan batuan karst, seperti yang ada di perbukitan atau Goa Seropan yang dimanfaatkan sebagai sumber air warga sekitar.

“Agar mereka mengenal bentang alam karts dan menjadi pelestari karts,” tambahnya.

Salah seorang pelajar dari SMA N 1 Bangutapan, Hermas Nur Prastantyo mengaku kini dia dapat mengetahui lebih jauh mengenai manfaat batuan karst. Dia mengikuti berbagai materi tentang batuan karst, berkunjung ke Museum Karst di Wonogiri, serta pengenalan lapangan bentang karst di Geopark Gunung Sewu, Gunungkidul.

“Kini jadi lebih tahu fungsi perbukitan karst itu untuk apa. Kan sebagai penyimpan cadangan air tanah, bisa dimanfatkan oleh warga sekitar. Jadi tidak boleh ditambang sembarangan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya