SOLOPOS.COM - Ilustrasi penataan tempat makan selama pandemi Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Pengusaha kuliner di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan sepinya usaha mereka pada Ramadan tahun ini. Menurut mereka, kondisi ini salah satunya disebabkan adanya larangan buka bersama untuk aparatur sipil negara (ASN) dari pemerintah pusat.

Salah satu pemilik usaha kuliner Resto Kalahari, Danang Ardiyanto, mengatakan kebijakan larangan buka bersama itu mulai dirasakan dampaknya. Pesanan makanan untuk berbuka puasa sangat sepi pada Ramadan tahun ini.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

“Sepi karena hingga sekarang tidak ada dinas atau instansi yang memesan tempat untuk berbuka bersama,” kata pemilik restoran yang ada di Kalurahan Kepek, Wonosari, Jumat (31/3/2023).

Danang tidak menampik bulan puasa menjadi salah satu momen untuk meraup untung. Biasanya di momen ini banyak masyarakat yang memanfaatkan untuk berbuka besama, termasuk acara dari dinas pemerintah.

“Sekarang hanya bisa mengandalkan dari masyarakat umum. Kalau dari unsur ASN tidak bisa karena dilarang menggelar buka bersama,” jelas dia.

Pada momen yang sama di tahun lalu, ia mengaku bisa meraup omzet mencapai Rp90 juta selama Ramadan. Namun, untuk Ramadan tahun ini belum tahu akan mendapatkan hasil yang sama atau tidak.

“Hingga sekarang masih sepi. Kemungkinan turunnya bisa 300 persen karena diprediksi hingga bulan puasa rampung omzet hanya di kisaran Rp30 juta,” katanya.

Dia berharap pemerintah agar tidak membuat kebijakan aneh-aneh tentang buka puasa bersama. Terlebih lagi alasan larangan buka bersama juga tidak masuk akal dan semata-mata mencari pembenaran.

“Kalau alasannya pemborosan, toh terkadang mereka itu [ASN] tidak selalu menggunakan uang negara,” katanya.

Meski sepi, Danang mengaku terus berupaya meningkatkan omzet penjualan. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial agar bisa menjangkau ke lapisan masyarakat.

“Tentunya lewat promo medsos tujuannya agar ada tamu yang berkunjung,” katanya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto mengatakan sejauh ini belum ada laporan mengenai dampak pendapatan pascalarangan bukber bagi ASN. Ia berdalih dampak tersebut baru terlihat pada saat memasuki pertengahan puasa.

“Ya kalau sekarang belum terlihat karena acara buka bersama banyak digelar mulai pertengahan hingga akhir puasa,” katanya.

Dia berharap kondisi terus membaik sehingga ekonomi bisa pulih seperti saat sebelum terjadi pandemi. “Sekarang masih dalam proses pemulihan dan mudah-mudahan dapat berjalan dengan lancar,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ada Larangan Bukber untuk ASN, Pengusaha Kuliner: Omzet Anjlok 300%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya