SOLOPOS.COM - Catatan Foto Kepala Badan Karantina Kementrian Pertanian Banun Harpini (kiri) memberikan kenang-kenangan kepada narasumber dalam seminar nasional terkait pemeriksaan karantina untuk keamanan pangan di UC UGM, Jumat (7/7/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Impor pangan perlu diawasi untuk menghindari kontaminasi hama.

Harianjogja.com, SLEMAN – Pemerintah melalui petugas karantina perlu mewaspadai sejumlah bahan pangan segar yang yang masuk ke Indonesia agar tidak membawa penyakit. Badan Karantina Kementerian Pertanian mengetatkan pengawasan terhadap arus baik dari kelompok hewan maupun holtikultura.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jamhari menjelaskan barang yang masuk ke Indonesia berpotensi terkontaminasi hama dan penyakit terutama pada produk segar atau bukan olahan. Masuk hama dan penyakit melalui impor pangan segar tidak saja dapat menghancurkan jenis holtikultura yang diimpor tersebut melainkan juga dapat mengancam jenis tanaman lain.

“Contohnya impor apel, jeruk misal terkontaminasi hama dan penyakit dari China atau New Zealand ini berbahaya untuk Indonesia. Itu bisa menghancurkan sumber daya apel dan jeruk di Indonesia. Kalau tipe hama yang ikut masuk itu  itu punya inang [organisme tempat hama hidu] bisa dimakan komoditi lain itu bisa jadi komoditi lain yang ada di Indonesia juga kena, ini bahaya sekali,” terangnya di sela-sela seminar nasional pemeriksaan karantina untuk keamanan pangan di UGM, Jumat (7/7/2017).

Selain itu, untuk barang keluar yang akan dieskpor juga pemeriksaan harus hati-hati. Petugas terkait seperti Badan Karantina harus bisa memastikan pangan yang diekspor dalam bentuk segar itu memang untuk konsumsi, bukan kategori bibit. Karena jika membiarkan ekspor bibit akan menghabiskan sumber daya genetik yang ada di Indonesia.

“Bagaimana Australia itu tidak mau mengekspor sapi hidup ke Indonesia, apalagi ekspor semen beku, mereka selalu inginkan barang jadi yang dijual ke Indonesia. Sumber daya genetik ini benar-benar kekayaan yang harus diberdayakan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya