SOLOPOS.COM - Ilustrasi imunisasi (Burhan Aris N./JIBI/Solopos)

Imunisasi measless rubella rencana pilot project digelar di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA — Ratusan siswa menolak mengikuti program imunisasi Measless Rubella. Mereka berasal dari delapan sekolah yang berjenjang mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama itu tersebar di tiga wilayah, yakni Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Baca Juga : IMUNISASI MEASLESS RUBELLA : Ratusan Siswa Menolak Diimunisasi, Apa Alasannya?

Seperti diketahui, pemerintah DIY akan menggelar imunisasi tersebut mulai 1 Agustus mendatang. Imunisasi untuk penyakit campak dan Rubella itu akan rencananya akan digelar selama dua bulan. Saat pembukaan yang akan digelar di  MTS Negeri 10 Sleman, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan turut hadir.

Oleh karena itulah, jika orang tua dari siswa-siswa itu tetap menolak imunisasi, pihak Kanwil Kemenag DIY berencana melokalisasi? mereka yang nantinya terbukti terinfeksi virus Rubella tersebut. Hal itu dilakukannya agar virus tersebut tidak menular ke anak lainnya.

“Bahayanya adalah jika virus itu menyerang ibu hamil. Untuk mereka yang menolak, bukan tidak mungkin akan kami berikan sanksi,” tegasnya.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastuti justru membantah adanya penolakan tersebut. Saat dikonfirmasi terpisah, dirinya mengaku orang tua siswa-siswa itu hanya memerlukan sosialisasi dan pemahaman lebih intens saja.

Untuk itu, pihaknya akan berupaya lebih merapatkan barisan secara lintas sektoral, mulai dari jajaran Kemenag, Dinas Pendidikan, hingga Dinkes di wilayah Kabupaten/Kota. Ia optimistis, program Measless Rubella itu akan bisa berjalan sesuai rencana.

“Tidak ada yang menolak kok. Hanya kurang sosialisasi saja,” kilahnya.

Sesuai data, di DIY terdapat 571.398 siswa di 4.211 sekolah dan 199.201 balita yang dilayani 5.572 posyandu yang menjadi target. Untuk itu, Dinkes DIY menargetkan 95% wajib imunisasi tercapai. Sebagai catatan, pada 2016 lalu, Dinkes DI Yogyakarta mencatat terjadi 176 kasus campak dan rubella yang tercatat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya