SOLOPOS.COM - Suasana seminar nasional bertajuk “Ber-Entrepreneurship Harus” yang diadakan FISE Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) di Kampus 2 Unriyo, Rabu (16/12/2015). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa akan lebih baik memiliki sesuatu yang disenangi untuk menjadikannya dunia usaha meskipun tidak kekinian.

 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

JON-Unriyo

 Suasana seminar nasional bertajuk “Ber-Entrepreneurship Harus” yang diadakan FISE Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) di Kampus 2 Unriyo, Rabu (16/12/2015). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)


Suasana seminar nasional bertajuk “Ber-Entrepreneurship Harus” yang diadakan FISE Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) di Kampus 2 Unriyo, Rabu (16/12/2015). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Desainer Nonita Respati mendorong mahasiswa untuk terus memajukan minatnya dalam berwirausaha. Dia berharap mahasiswa memiliki sesuatu yang disenangi untuk menjadikannya dunia usaha meskipun tidak kekinian.

Dia menyarankan agar mahasiswa hanya bicara jualan sesuatu yang kekinian, seperti smartphone, distro atau café. Bisa juga menekuni dunia usaha yang mungkin belum diincar banyak orang.

“Saya awalnya bisnis batik diketawain. Namun karena saya tekuni dengan benar akhirnya malah membuka peluang usaha. Dulu saya punya satu pegawai kini malah jadi 15 pegawai,” jelas Nonita saat menjadi pembicara di seminar nasional bertajuk “Ber-Entrepreneurship Harus” yang diadakan FISE Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) di Kampus 2 Unriyo, Rabu (16/12/2015).

Nonita mengaku meskipun sudah menjadi desainer dia juga tidak canggung untuk terus belajar. Dia malah sekolah di desain grafis dan membuat pola di Amerika.

“Saya sekolah lagi karena merasa ada komunikasi yang terputus saat membuat baju batik, khususnya dengan penjahit. Setelah sekolah akhirnya ada yang nyambung. Kini saya juga bisa melakukan beberapa hal seperti cutting, design, maupun membuat motif batik sendiri,” kata Nonita.

Nonita bersama Purana Batiknya kini sudah melayani permintaan hingga ke luar negeri. Beberapa pembeli langganannya dari Negara Singapura dan China.

“Dua tahun lalu kami ada pembeli Singapura yang membeli produk kami dengan sistem borongan. Mungkin kalau di Asia harga buatan tangan masih kompetitif. Kini kami sudah melirik pasar Eropa atau Amerika,” ujar Nonita.

Nonita sendiri memiliki cita-cita ingin membawa batik ke ranah global. Dan ia telah memulainya. Purana pun telah membuktikan diri dalam ajang bergengsi seperti Jakarta Fashion Week, Harpers Bazaar Fashion Festival, dan banyak lagi.

Selain Nonita masih ada Guru Besar Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Profesor Obsatar Sinaga yang mengisi acara kali ini. Dia menerangkan bukan masalah dunia usaha namun wirausaha sebagai passion atau gaya hidup.

“Kini mahasiswa sudah harus bisa berwirausaha dan wirausaha menjadi gaya hidup. Tantangan makin banyak ke depan kalau tidak menjadi wirausaha maka akan susah untuk bersaing nantinya,” jelas Obsatar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya