SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Inflasi di Jogja tercatat 0,33% pada Agustus 2015

Harianjogja.com, BANTUL—Pada Agustus 2015, inflasi Jogja tercatat sebesar 0,33%. Hal ini menunjukkan penurunan dibandingkan Juli di mana inflasi tercatat 0,63%.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengatakan, ada enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan angka indeks yakni kelompok bahan makanan naik 0,88%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,48%. Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,33%, kelompok sandang naik 0,60%; kelompok kesehatan naik 0,78%; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,45%.

“Laju inflasi tahun kalender 2015 [Agustus 2015 terhadap Desember 2014] sebesar 1,93%, sedangkan laju inflasi year on year sebesar 5,70%,” ujar dia kepada wartawan di Gedung BPS DIY, Bantul, Selasa (1/9/2015).

Bambang menjelaskan, komoditas yang paling mempengaruhi  terjadinya inflasi misalnya akademi/perguruan tinggi, sekolah dasar, daging ayam ras, beras, nasi dengan lauk. Sementara, komoditas yang menghambat inflasi yakni sekolah menengah atas, bawang merah, angkutan udara, angkutan antar kota, dan tarif kereta api.

Barang Impor

Mengenai melemahnya rupiah, Bambang menyebutkan, hal itu merupakan pengaruh dari kondisi global. Namun, kondisi DIY dinilai cukup stabil lantaran sebagian besar, sekitar 68% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY berasal dari konsumsi domestik dan rumah tangga.

“Sektor yang terkena imbas adalah sektor yang menggunakan bahan baku  impor misalnya, untuk kelas high class end adalah tekstil dengan lapisan sutra yang diimpor dari Tiongkok,” ujar dia.

Ia menambahkan, untuk konsumsi rakyat, kedelai akan sangat berpengaruh karena diimpor. Jika kondisi tetap tidak stabil, para perajin tahu dan tempe akan terimbas yang kemudian mempengaruhi masyarakat. Ada pun komoditas lain yang merupakan hasil impor adalah garam, gandum, dan kain katun. Sektor yang berhubungan dengan komoditas tersebut akan terdampak.

“Lama-lama, barang-barang merek luar negeri juga akan semakin sulit ditemukan di pasaran karena impornya mahal,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya