Jogja
Senin, 10 Juli 2017 - 07:21 WIB

INFRASTRUKTUR BANTUL : Ambrol Meluas, Kerusakan Bendung Karang Ancam Jembatan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tebing sungai setinggi 10 meter ambrol, diduga akibat jebolnya Bendung Karang yang ada di kawasan Desa Donotirto. Foto diambil Jumat (11/11/2016). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Dampak ambrolnya Bendung Karang di Desa Donotirto, Kretek semakin meluas bahkan mengancam sebuah jembatan

 

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Belum juga diperbaiki, dampak ambrolnya Bendung Karang di Desa Donotirto, Kretek semakin meluas bahkan mengancam sebuah jembatan yang berada tidak jauh dari bendungan.

Lahan pertanian di sisi timur bendungan juga terancam karena talud sungai longsor. Apalagi perkiraan musim kemarau yang cepat usai membuat potensi kerusakan semakin besar ketika musim hujan tiba dan bendung belum juga diperbaiki.

Advertisement

Lahan pertanian di sisi timur bendungan juga terancam karena talud sungai longsor. Apalagi perkiraan musim kemarau yang cepat usai membuat potensi kerusakan semakin besar ketika musim hujan tiba dan bendung belum juga diperbaiki.

Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengakui sejauh ini penanganan ambrolnya Bendung Karang hanya sebatas penanganan kedaruratan saja. Pasalnya kewenangan pembangunan bendungan tersebut berada di ranah Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO).

Menurutnya, beberapa bulan pasca ambrol, pihaknya memasang bronjong di aliran sungai untuk meminimalisir kerusakan. Pemasangan bronjong tersebut menghabiskan dana hingga Rp1,8 milyar. “Salah satunya bareng dengan penanganan talud ambrol di Jembatan Kembangsongo,” ujarnya saat dihubungi pada Minggu (9/7/2017).

Advertisement

“Mau bagaimana lagi, kami tanpa keterangan dan BBWSO tidak punya dasar untuk pengajuan,” tuturnya.

Anggota DPRD Bantul, Suradal mengaku geram melihat penanganan kedaruratan yang dilakukan pasca abrolnya Bendung Karang tidak berpengaruh banyak. Kerusakan yang ditimbulkan semakin meluas karena gerusan arus sungai yang semakin besar.

Talut di kanan dan kiri sungai sepanjang hampir dua ratus meter ke sisi utara bendung yang longsor, menurutnya hampir mengenai lahan pertanian warga. Selain itu jembatan yang menghubungkan Dusun Gading Daton menuju ke Jalan Parangtitis juga terancam ambrol. “Longsor di sisi timur itu tinggal beberapa meter sudah kena jembatan,” katanya.

Advertisement

Terkait rencana pembangunan ulang bendung yang akan dilakukan DPUPKP Bantul pada 2018 mendatang, politikus PKB asal Kretek ini mengaku pesimis. Menurutnya dana sekitar Rp6 miliar yang dianggarkan, tidak akan cukup untuk membangun dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.

Telebih musim penghujan yang diperkirakan mulai pada September mendatang dikhawatirkan akan membuat kerusakan semakin parah. Apabila talut di sisi timur dan barat sungai tidak kuat menahan gerusan air, bukan tidak mungkin banjir akan merendam kampung di sekitarnya.

“Semakin lama kerusakan pasti semakin besar, mau habis dana berapa kalau sampai jembatan juga rusak. Penanganannya terlalu lama,” ucapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif