Jogja
Rabu, 9 Agustus 2017 - 11:55 WIB

INFRASTRUKTUR BANTUL : Ini Ladang Garam atau Monumen?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah) Pembuat garam Gunungkidul

Infrastruktur Bantul, ada sejumlah proyek yang belum rampung

Harianjogja.com, BANTUL– Meredupnya sejumlah mega proyek di pantai selatan tak hanya dialami Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sejumlah proyek yang pernah direncanakan tetapi tak kunjung terlaksana sejatinya bertebaran di pesisir Bantul.

Advertisement

Baca Juga : INFRASTRUKTUR BANTUL : Proyek Mangkrak Bertebaran di Pantai Selatan, Apa Saja?

Tak hanya rencana proyek tambak udang dan PLTB yang kini mangkrak alias terlantar. Di Srigading Sanden, proyek pembangunan ladang garam pada 2013 dan 2015 juga lenyap. Bedanya, bangunan fisik telah dibangun, tetapi nasibnya menjadi monumen karena kegiatan berladang garam tak berlanjut. Salah satu bangunan beton berupa kolam penampungan air laut untuk pembuatan garam yang terlantar kini masih bisa ditemukan di Pantai Samas, Srigading, Sanden.

Sepengetahuan Kepala Desa Srigading Wahyu Widodo, proyek ladang garam itu terlantar karena terbentur masalah pemasaran. Petani hanya bisa memproduksi garam namun tak mampu memasarkannya.

Advertisement

“Jangankan garam, bangunan ini saja dulu bekas tambak perahu mangkrak lalu kami aktifkan untuk tempat makan dan pertemuan di objek wisata Pengklik ini,” papar Wahyu Widodo menunjuk bangunan bertingkat warna biru di objek wisata perahu di laguna Samas (Pengklik) yang beralih fungsi dari tambak perahu menjadi tempat makan, Selasa (8/8/2017)

Selama ini, baik proyek PLTB, relokasi tambak udang maupun garam ditangani Pemerintah DIY. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Sigit Sapto Raharjo saat dikonfirmasi mengatakan, proyek tambak udang tersebut memang belum dapat terlaksana karena terkendala area relokasi.

“Titik lokasinya masih harus dikaji ulang lagi dan belum dipastikan di mana,” jelas Sigit Sapto Raharjo.

Advertisement

Perubahan titik lokasi tambak kata dia terjadi seiring berkembangnya pembangunan infrastruktur di wilayah pesisir seperti Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Posisi tambak yang semula direncanakan di Srigading ternyata menerabas JJLS sehingga harus digeser. Pemerintah kata dia akan segera menggelar rapat koordinasi untuk memastikan apakah proyek tersebut berlanjut atau tidak.

Sedangkan terkait ladang garam, diakui Sigit memang sempat terhenti karena proses produksinya dahulu terganggu oleh cuaca yang sering hujan serta garam yang terpapar pasir. Tidak lama lagi, ladang garam tersebut akan dihidupkan kembali, dengan cara menggeser lokasi operasinya agak ke utara untuk mencegah garam bercampur dengan pasir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif