Infrastruktur Bantul di bidang pendidikan mendpaat perhatian
Harianjogja.com, BANTUL--Sebanyak 18 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di Bantul direncanakan akan direhab tahun ini. Dengan anggaran sebesar Rp1,2 miliar lebih, pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bantul berencana akan melakukan perbaikan kelas yang dinilai berada dalam kondisi rusak berat.
Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda
Kepala Dikpora Bantul Totok Sudarto menjelaskan, anggaran itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat yang diturunkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bantul. Itulah sebabnya, pihaknya hingga kini masih menunggu Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak dan Juknis) pelaksanaan program tersebut.
“Selama belum ada juklak dan juknis dari pemerintah pusat, kami belum berani melangkah. Biasanya, juklak dan juknis itu turun di bulan April,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/3/2017).
Barulah, setelah juklak dan juknis itu diterimanya, pihaknya akan segera melakukan verifikasi terhadap puluhan proposal yang masuk ke meja Disdikpora. Dari hasil verifikasi itulah baru bisa diketahui sekolah mana saja yang bakal menerima bantuan rehab kelas.
Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, rencana rehab kelas untuk tahun ini memang tergolong yang terbanyak. Penentuan 18 ruang kelas itu didasarkannya pada usulan dan proposal yang diterimanya dari pihak sekolah.
Meski begitu, ia mengaku telah memprioritaskan beberapa sekolah. Salah satunya adalah SD Jejeran. “SD Jejeran itu kekurangan kelas. Dengan anggaran itu, kami akan rehab salah satu bangunan di sana menjadi kelas,” imbuhnya.
Selain itu, ia pun menilai ada sekolah yang juga diprioritaskannya, yakni SD Cimpon di Dusun Cimpon Desa Tirtosari, Kretek. Bahkan ia merencakan untuk memindahkan sekolah yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir itu.