Infrastruktur Jogja, banjir di sejumlah titik akan dilacak
Harianjogja.com, JOGJA — Guna mencari solusi atas persoalan banjir dan genangan air yang kerap melanda sebagian titik di Jogja saat hujan berintensitas tinggi, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) kini tengah berupaya melacak keberadaan saluran air (drainase) tua peninggalan Belanda. Drainase yang kini terpendam di kedalaman tanah hingga 5 meter itu disinyalir dibangun saat Belanda masih berkuasa di Indonesia.
Dari beberapa referensi yang dibacanya, Kepala BBWSSO Tri Bayu Aji menjelaskan, saat masa kolonial, pemerintah Belanda membangun sistem drainase utama perkotaan di tiga kota yang berbeda. Tiga kota itu masing-masing adalah Bandung, Malang, dan Yogyakarta.
“Di Malang setidaknya, saya pernah membuktikan sendiri bahwa drainase itu ada. Sekarang, saya tengah membuktikannya di Jogja,” kata Tri saat ditemui di ruangannya, Selasa (25/7/2017).
Drainase tua yang ada di Malang, diakuinya memiliki diameter lebih dari 1 meter yang terpendam dengan kedalaman yang nyaris sama. Drainase itu dibuat dengan sangat rapi dan kokoh dengan menggunakan besi pejal sebagai bahan utamanya.
Sementara untuk drainase yang ada di Jogja, hingga kini pihaknya masih terus melakukan riset dan investigasi. Termasuk di antaranya dengan mencari denah resmi konstruksi drainase tersebut.
“Namun, yang hampir pasti bisa kami simpulkan, drainase itu, semuanya bermuara di Sungai Code,” imbuh Tri.