SOLOPOS.COM - Ilustrasi teh celup (wikipedia.org)

Pernah mendapatkan brosur tentang peluang kerja pengeleman benang teh celup? Brosur ini dibagikan petugas di sejumlah lampu lalu lintas saat kendaraan berhenti. Dengan iming-iming pekerjaan yang mudah dengan penghasilan yang cukup, tawaran ini menjadi menarik.

Berikut hasil penelusuran Harian Jogja.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Layaknya pusat bisnis resmi lain, kantor yang merekrut orang untuk mengelem benang teh rosella ini terbilang bonafid. Lantaran berada kawasan padat dan menempati sebuah ruko di Jogja bagian Utara.

Sementara di bagian halaman kantor, seorang petugas parkir berompi kuning siap menyambut hilir mudik orang yang menggunakan kendaraan. Semua tampak normal seperti kantor-kantor lain.

Harian Jogja sempat terkejut ketika membaca tempelan kertas-kertas HVS di kaca dan pintu depan kantor. Isinya bukan hanya brosur produk tetapi juga aneka tulisan seperti Biaya Pendaftaran Rp5.000, Tidak Ada Paksaan maupun peringatan lain yang dicetak tebal.

Sembari menekan rasa penasaran, Harian Jogja bergegas mendorong pintu kaca untuk masuk mengetahui lebih lanjut maksud dari tempelan kertas-kertas tersebut.

Begitu pintu dibuka, sebuah ruangan yang cukup luas disekat menjadi dua sama besar. Di sisi utara, tersedia dua meja yang ditunggu seorang petugas perempuan. Sementara di sisi selatan, terdapat beberapa meja dan kursi ditata mengitari ruangan.

Berjalan menuju petugas perempuan berambut sebahu itu, Harian Jogja mengaku datang karena permintaan seorang teman yang membaca iklan di pinggir jalan tentang pekerjaan pengeleman benang teh.

Begitu mendengar keterangan tersebut, ia segera melontarkan pertanyaan mengenai nama orang yang tertera di iklan tersebut. Namun karena tidak mengetahui nama yang dimaksud, Harian Jogja diminta berpindah ke sisi Selatan untuk melalui sesi wawancara.

“Silakan ke sebelah untuk wawancara dan membayar Rp5.000. Uang ini selain sebagai pendaftaran juga untuk membayar orang yang telah mengiklankan usaha ini,” jelas perempuan ini pendek.

Ketika Harian Jogja bertanya lebih lanjut, wawancara yang dimaksud ternyata bukanlah bentuk tanya jawab seperti rekuitmen tenaga kerja pada umumnya. Melainkan waktu untuk menjelaskan mengenai sistem pekerjaan ini secara detil.

Ia juga sempat menjelaskan jika setuju bergabung, pelamar diminta kembali membayar. Kali ini sebesar Rp250.000, dengan rincian Rp50.000 untuk kartu, keanggotaan, panduan usaha dan brosur serta Rp200.000 untuk membeli satu kotak produk teh.

Melihat lawan bicara merasa janggal dengan nominal rupiah yang disodorkan, perempuan ini mempersilakan Harian Jogja untuk membaca informasi-informasi yang tertempel di sekat-sekat ruangan sebelum masuk mengikuti wawancara.

Lewat tempelan kertas-kertas itu, Harian Jogja mendapatkan informasi mengenai nama-nama orang yang sudah bergabung, sistem pekerjaan, jenjang karir hingga peringatan.

Dari aneka informasi, ada dua keterangan yang terbilang menarik, yakni mengenai jenjang karir yang dijanjikan perusahaan produk herbal terdiri dari enam tingkatan, Freelance Kualifikasi (FK), Supervisor (SUP), Unit Manager (UM), Distrik Manager (DM), Area Manager (AM) dan National Manager (NM) serta peringatan memasang iklan di rumah ibadah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya