SOLOPOS.COM - Para nelayan Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari Gunungkidul. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Ada alasan yang menyebabkan nelayan di Gunungkidul belum berani menerima bantuan kapal 10 GT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul Rujimanto akses pelabuhan yang berada di Pantai Sadeng menjadi permasalahan tersendiri bagi nelayan setempat.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Akibatnya, ada bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa kapal di atas 10 gross ton yang masih belum ada peminatnya di Gunungkidul.

“Coba kalau di wilayah tengah ada dermaga, tanpa pikir panjang saya akan menerima bantuan tersebut. Tapi kalau pelabuhannya masih di Sadeng, tentunya kami harus berpikir ulang,” kata Rujimanto, Kamis (19/3/2015).

Dia beralasan, untuk sampai di Pelabuhan Sadeng membutuhkan waktu, sebab jaraknya juga lumayan jauh. Otomatis hal ini akan berdampak terhadap biaya operasional yang dikeluarkan nelayan.

“Jaraknya jauh, aksesnya juga masih sulit,” ungkapnya.

Permasalahan lain yang membuat kapal itu urung diterima karena nelayan harus melakukan adaptasi. Terlebih lagi, peralatan yang ada juga merupakan hal yang baru, sehingga membutuhkan waktu untuk pembelajaran.

“Paling penting adalah mengasah kemampuan nelayan untuk menjadi pelaut ulung. Sebab, saya akui nenek moyang kami bukan seorang pelaut, tapi petani. Oleh karenanya, harus terus dilatih dan diberikan semangat,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya