Jogja
Senin, 1 November 2021 - 23:05 WIB

Ini Cara Pelaku Wisata di Kulonprogo Antisipasi La Nina

Hafit Yudi Suprobo  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi La Nina (dok.Solopos.com-Reuters)

Solopos.com, KULONPROGO — Pelaku wisata yang berada di wilayah yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi waspada menyambut fenomena alam La Nina di wilayah DIY dan sekitarnya. Antisipasi dilakukan agar tidak terjadi korban jiwa di objek wisata.

Ketua Pengelola Wisata Kedung Pedut, Yuwono, mengatakan upaya yang dilakukan oleh jawatannya di objek wisata Kedung Pedut. Yakni dengan membersihkan saluran air yang dimiliki oleh objek wisata Kedung Pedut.

Advertisement

“Kami memang sudah meningkatkan kewaspadaan. Mengingat, lokasi objek wisata Kedung Pedut ini kan langsung bersinggungan dengan sumber air. Jika terjadi kenaikan debit air, tentunya akan berbahaya bagi wisatawan ketika bermain di aliran air,” ujar Yuwono pada Senin (1/11/2021).

Baca juga: Batu Sebesar Rumah Longsor, Jalan dari YIA ke Wisata Menoreh Tutup

Advertisement

Baca juga: Batu Sebesar Rumah Longsor, Jalan dari YIA ke Wisata Menoreh Tutup

Upaya lain yang dilakukan oleh pengelola wisata Kedung Pedut yakni dengan menambahkan personel untuk mengawasi wisatawan saat bertamasya. Pengelola objek wisata Kedung Pedut mengimbau agar wisatawan meningkatkan kewaspadaannya.

“Terlebih, saat hujan turun. Intinya pengelola wisata meningkatkan kewaspadaannya. Wisatawan juga diimbau untuk lebih berhati-hati,” kata Yuwono.

Advertisement

dasarian III September 2021 : -0.63°C,
dasarian I Oktober 2021 : -0.61°C,
dasarian II Oktober 2021 : -0.92°C.
Indeks Enso bulan Oktober 2021 sebesar -0.83°C menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La-Nina Lemah.

Baca juga: Wuss! Pohon dan Baliho di Sleman Tumbang Diterjang Angin

Kepala BMKG Staklim Mlati DIY Reni Kraningtyas mengatakan diperkirakan fenomena ENSO La-Nina Lemah dan dimungkinkan menjadi La-Nina Moderat berlangsung hingga awal tahun 2022.

Advertisement

“Pengaruh La-Nina di wilayah DIY berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya, diawal musim penghujan bulan Oktober-November 2021 akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60%,” ujar Reni.

Sedangkan, jika La-Nina masih berlanjut hingga musim penghujan (Des 2021- Jan 2022 – Feb 2022) maka dampak La-Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60%.

“Namun, perlu diperhatikan meskipun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, namun dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih dipuncak musim hujan (Januari 2022). Terutama wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor di wilayah DIY,” terang Reni.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif