Jogja
Selasa, 2 November 2021 - 19:42 WIB

Ini Deretan Dugaan Praktik Kejam Yang Dilaporkan Napi di Jogja

Lugas Subarkah  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjara. (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN — Dugaan adanya praktik kejam dan tidak manusiawi yang dilakukan para sipir Lembaga Pemasyarakat (LP) atau Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta kepada sejumlah narapidana (napi) terus bergulir.

Bahkan praktik kejam dan tidak manusiawi itu sudah dilaporkan sejumlah mantan napi Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta kepada Ombudsman RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (1/11/2021).

Advertisement

Salah satu mantan napi yang mengadu adalah Vincentius Titih Gita Arupadhatu, 35. Ia menceritakan tindakan kejam yang dilakukan para sipir. Berikut deretan praktik kejam yang disampaikan Vincentius.

Pemukulan oleh sipir kepada warga binaan terjadi hampir setiap hari. Bahkan perlakuan itu diperoleh napi tanpa alasan yang jelas. “Pelakunya oknum petugas hampir semua. Kita kadang enggak melakukan kesalahan saja tatep dicari-cari kesalahannya,” ujarnya.

Advertisement

Pemukulan oleh sipir kepada warga binaan terjadi hampir setiap hari. Bahkan perlakuan itu diperoleh napi tanpa alasan yang jelas. “Pelakunya oknum petugas hampir semua. Kita kadang enggak melakukan kesalahan saja tatep dicari-cari kesalahannya,” ujarnya.

Baca juga: Kalapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta Bantah Ada Penyiksaan Napi

Kemudian ada kejadian penghuni lapas pada suatu hari tidak memakai baju di dalam kamar tahanan. Oleh sipir hal ini dianggap kesalahan. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) itu kemudian disuruh berguling-guling hingga 100 meter. Ketika WBP muntah setelah berguling, sipir meminta WBP itu untuk memakan muntahannya sendiri.

Advertisement

Tidak hanya itu, lanjutnya, akibat praktik kejam itu bahkan sampai ada yang mengalami lumpuh akibat menerima begitu banyak siksaan. Para sipir juga tidak memperhatikan kondisi kesehatan WBP.

Baca juga: Kejam! Napi di Jogja Ngaku Disiksa, Dipaksa Onani & Minum Air Kencing

Napi Jogja Meninggal

Vincentius menceritakan ada satu WBP di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta yang memiliki penyakit pernapasan bawaan. WBP ini meninggal karena penyakitnya, yang diperparah oleh sipir yang sering telat memberi obat, tidak pernah dikeluarkan dari kamar tahanan dan tidak diperhatikan makanannya padahal WBP ini tidak bisa makan nasi.

Advertisement

“Ada namanya blok Edelweis itu blok karantina, itu kita enggak boleh beli makanan di kantin. Itu kalau makan nasi selalu muntah tapi enggak boleh dia makan beli roti atau apa. Jadi sampai dia meninggal, jatah nasinya di kamar masih full. Cuma di rumah sakit beberapa hari. Begitu dibalikin ke lapas selang dua hari langsung meninggal,” katanya.

Perlakuan tak manusiawi lainnya yang dilakukan oleh sipir, seperti ditelanjangi saat digeledah sambil disaksikan banyak petugas. Dipukuli dengan selang dan kabel, diceburkan ke kolam ikan lele hingga luka-lukanya mengalami infeksi. Para napi itu juga tidak boleh menghubungi keluarga dan sebagainya. penyiksaan ini tidak saja diterima oleh satu-dua napi, melainkan puluhan napi.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif