SOLOPOS.COM - Dua orang anggota tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional melakukan ekskavasi fosil flora dan fauna purba di Gua Braholo, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop. Selasa (24/10/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Sejumlah fosil manusia purba yang ditemukan di Gunungkidul berusia puluhan ribu tahun.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan fosil flora dan fauna purba di Gua Braholo, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Fosil sejumlah hewan itu diperkirakan berumur puluhan ribu tahun.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Koordinator Lapangan Penelitian Gua Braholo Tim Peneliti Pusat Arkelologi Nasional, Thomas Sutikna, mengatakan, pada ekskavasi yang dilakukan oleh tim peneliti menemukan banyak pecahan-pecahan fosil dari fauna purba. “Kami menemukan fosil-fosil tulang belulang berbagai jenis binatang pada zaman prasejarah, mereka terkubur di kedalaman tiga hingga tujuh meter di dalam tanah Gua Braholo,” kata dia, Selasa (24/10/2017).

Fauna maupun flora purba yang ditemukan itu diperkirakan berusia lebih dari 30.000 tahun. Sementara itu, Arkeolog dari Balai Arkeologi DIY, Alifah mengatakan, Penelitian yang melibatkan dari beberapa Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi, hingga mahasiswa arkeologi UGM ini akan selesai pada awal November mendatang.

Dari dalam gua yang terletak pada 357 meter diatas permukaan laut itu ditemukan tulang belikat rusa, tulang belulang kera, babi, anjing, tikus, dan kerbau di kedalaman 1satu hingga empat meter. Tim juga menemukan gigi gajah purba atau mammoth jenis stegodon, dan tulang belulang badak di kedalaman enam hingga tujuh meter yang berusia 30.000 tahun.

Melalui penemuan ini, Thomas mengatakan, pihaknya membuktikan banyak sekali fauna yang ada telah ada di Gunungkidul, seperti gajah purba atau stegodon, badak, anjing, jenis spesies rusa purba, babi, kera, luwak. Fosil yang telah ada semenjak 30.000 tahun yang lalu adalah sisa-sisa binatang yang dikonsumsi oleh manusia prasejarah di Gua Braholo.

Hal ini dibuktikan dengan lapisan abu putih yang ada di sekujur fosil-fosil pada bidang ekskavasi. “Mereka berburu binatang dan membawanya ke tempat tinggal mereka di sini (Gua Braholo), dan dikonsumsi oleh kawanan manusia di kala itu,” jelasnya.

Thomas mengatakan, fosil-fosil ini akan dibawa ke Punung, Pacitan, dan akan dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium di Punung. Tim pun masih terus melakukan ekskavasi untuk menemukan lebih banyak bukti prasejarah di Gua Braholo.

Sementara itu, Arkeolog dari Balai Arkeologi DIY, Alifah mengatakan, penggalian yang dilakukan sejak 9 Oktober lalu, dalam salah satu lubang penggalian ditemukan rahang rusa dan beberapa bagian monyet ekor panjang. “Ada tulang panjang yang diduga manusia, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” jelasnya.

Penggalian yang paling dalam didalam gua dilakukan dalam kedalaman tujuh meter namun belum menemukan dasar gua. Sehingga bukan tidak mungkin akan ditemukan benda bersejarah yang usianya lebih tua. Penelitian yang melibatkan dari beberapa Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi, hingga mahasiswa arkeologi UGM ini akan selesai pada awal November mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya