SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin kencang (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Meteorologi Klimatologi dan  Geofisika Jogja menyebut angin kencang yang melanda beberapa bagian wilayah DIY bukan disebabkan gangguan cuaca jangka pendek, melainkan diakibatkan perbedaan cuaca lokal.

“Gangguan cuaca jangka pendek bersifat regional, namun angin kencang yang terjadi hari ini bersifat lokal di area kurang dari satu kilometer persegi dan terjadi dalam waktu singkat,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Tony Agus Wijaya, Selasa (6/8/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, angin lokal tersebut terjadi karena perbedaan cuaca yang sangat mencolok antara daerah yang saling berbatasan, misalnya daerah satu daerah sangat cerah sedangkan daerah sekitarnya sedang berada dalam cuaca mendung.

“Jika ada perbedaan cuaca yang sangat mencolok, maka terjadi perbedaan tekanan udara sehingga muncul angin kencang,” katanya.

Angin kencang yang berhembus pada hari ini berkecepatan 45 kilometer per jam dan menimbulkan kerusakan ringan. Rata-rata kecepatan angin saat cuaca normal di DIY adalah kurang dari 20 kilometer per jam.

Tony menyebut, potensi angin kencang pada puncak musim kemarau masih tetap ada sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Puncak musim kemarau di DIY terjadi pada Agustus.

“Daerah di DIY yang rawan mengalami angin kencang adalah di Kota Jogja dan di bagian utara,” katanya.

Selain angin kencang, Tony juga mengingatkan agar masyarakat atau wisatawan yang sedang berada di pantai selatan DIY tetap berhati-hati karena tinggi gelombang di atas normal selama satu pekan terakhir.

“Sudah satu pekan ini, tinggi gelombang mencapai tiga hingga empat meter. Padahal, tinggi gelombang normal adalah kurang dari dua meter. Wisatawan harus mematuhi aturan saat berada di pantai,” katanya.

Ia menyebut, tingginya gelombang di laut selatan tersebut disebabkan adanya daerah tekanan udara rendah di pantai barat Pulau Sumatera yang menyebabkan kecepatan angin di laut selatan mencapai 40 kilometer per jam.

“Kecepatan angin yang cukup kencang itu mempengaruhi tinggi gelombang di laut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya