SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampah dibuang di sungai. (Freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Seluruh sungai di Kota Jogja dinyatakan sudah tercemar berbagai zat berbahaya. Namun, sungai yang tercemar paling parah yaitu Sungai Manunggal.

Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja, Sutomo, mengatakan salah satu penyebab sungai tercemar karena beberapa daerah tidak terjangkau saluran instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Daerah yang tak terjangkau IPAL tersebut berada di kawasan rendah.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Tidak terjangkau karena wilayahnya di bawah rata-rata permukaan tanah Jogja, sehingga instalasi yang ada sulit menjangkau karena ketinggiannya berbeda maka sulit dialirkan,” jelas dia, Senin (1/5/2023).

Kawasan yang belum terjangkau IPAL tersebut limbah rumah tangganya tak dapat diolah secara maksimal dan terpusat.

“Karena soal IPAL ini multisektor ada Dinas PU juga maka perlu evaluasi bersama,” terangnya.

Sutomo menjelaskan sistem IPAL di Jogja secara umum sudah baik di mana pengolahan terpusat di Sewon, Bantul.

“Memang jadi PR bersama untuk memaksimalkannya,” tegasnya.

Selain IPAL, pencemaran sungai di Jogja juga disebabkan faktor lain. Yakni faktor lain dari hulunya yang berada di Sleman juga ada cemaran.

“Faktornya tidak tunggal, dari hulunya yang berada di Sleman juga ada cemaran, di Jogja juga beban lingkungannya tinggi dengan masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai,” ujarnya.

Laporan Analisa Hasil Pemantauan Kualitas AIR DLH Jogja 2021 menyebut Sungai Manunggal sebagai yang tercemar dibanding tiga sungai lain. Pemantauan kualitas air di Sungai Manunggal dilakukan di lima titik, yaitu Jembatan Iromejan, Jembatan Mangkukusuman, Jembatan Kusumanegara, dan Jembatan Menteri Supeno.

Hasilnya ditemukan zat berbahaya yang melebihi baku mutu di Sungai Manunggal. Zat berbahaya yang melebih baku mutu ini adalah BOD, Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Seng (Zn), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Sedangkan hasil pemantauan air di Sungai Winongo juga menunjukan pencemaran dimana dilakukan tes di lima titik, yaitu Pondok Bener, Jembatan Peta, Jembatan Serangan, Jembatan Tamansari, dan Jembatan Prapanca.

Hasilnya terdapat kandungan berbahaya diatas baku muti, antara lain  BOD, Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Seng (Zn), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Untuk Sungai Code pemantauan di lima titik, di antarnaya Jembatan Petinggen, Jembatan Gondolayu, Jembatan Sayidan, Jembatan Tungkak, dan Perumahan Wirosaban. Sedangkan rata-rata hasil uji yang melebihi baku mutu air adalah Nitrit, Klorin Total, Sulfida, Total Coliform, dan Fecal Coliform, Nitrit, Klorin Total, Sulfida, Total Coliform, dan Fecal Coliform.

Terakhir, terdapat lima lokasi pantau kualitas air Sungai Gajahwong, yaitu di sebelah SMA Santo Thomas, Jembatan Balirejo, Jembatan Gembiraloka, Kampung Logatok, dan Jembatan Tegal Gendu. Hasilnya ditemukan kandungan melebihi baku mutu air, yaitu Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Sungai Manunggal Paling Tercemar di Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya