SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, BANTUL — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mencatat ada 168 kasus leptospirosis di wilayahnya sepanjang tahun 2023, di mana 11 orang di antaranya mengalami kematian atau meninggal dunia.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara, mengatakan jumlah kasus leptospirosis di Bantul pada 2023 naik atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2022. Dinkes Bantul pun mengimbau kepada warga agar mewaspadai penularan penyakit yang dibawa kuman atau bakteri dari air kencing tikus.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

“Penyakit leptospirosis tahun 2023 cukup banyak kita jumpai. Penyakit yang disebabkan kuman yang disebabkan air kencing tikus,” ujarnya, Kamis (11/1/2024).

Berdasarkan data Dinkes Bantul tahun 2023 ada 168 kasus leptospirosis dengan 11 orang diantaranya meninggal dunia. Sementara jumlah kasus leptospirosis tahun 2022 ada 137 kasus, dengan 4 orang diantaranya meninggal dunia.

Agus mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. “Masyarakat harus waspada terhadap genangan air, di tempat yang berpotensi menjadi sarang tikus. Masyarakat [dapat] menggunakan alas kaki, agar tidak terkena kuman leptospira,” imbuhnya.

Beberapa gejala penyakit tersebut yang perlu diwaspadai masyarakat antara lain demam, mual, sakit kepala, diare, mata merah, dan nyeri otot. Dia pun meminta masyarakat yang mengalami gejala tersebut agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.

“Kalau ada gejala seperti itu bisa segera ke fasyankes terdekat! Segera diperiksa, dipastikan sakitnya apa,” katanya.

Menurutnya apabila penyakit tersebut ditemukan pada fase awal dengan gejala yang masih ringan maka upaya pengobatan penyakit tersebut lebih mudah untuk dilakukan. “Kalau ditemukan pada fase awal lebih mudah untuk disembuhkan, jangan sampai ke fasyankes dalam kondisi berat, penurunan kesadaran dan sebagainya atau ada kesulitan buang air kecil yang sudah berat, berarti kan sudah ada gangguan sampai ke ginjalnya,” katanya.

Dia pun berharap agar masyarakat segera memeriksakan diri sebelum mengalami gejala berat. Karena menurutnya beberapa penderita penyakit tersebut yang meninggal disebabkan karena terlambat mendapatkan akses ke fasyankes.

Dinkes Bantul pun telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di tiap kapanewon untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Dia berharap kepedulian masyarakat mengenai penyebaran penyakit tersebut semakin meningkat, sehingga penularan penyakit tersebut dapat ditekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya