SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, BANTUL — Enam orang di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia karena terjangkit leptospirosis pada tahun 2023. Angka kasus penyakit leptospirosis juga mengalami peningkatkan cukup tinggi dibandingkan angka tahun sebelumnya.

Dalam dua bulan terakhir, Januari-Februari 2023 tercatat ada 37 kasus leptospirosis dengan enam orang meninggal dunia. Sedangkan pada 2022, jumlah kasus leptospirosis mencapai 137 kasus dengan total kematian sebanyak empat orang.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

“Kasus leptospirosis selama bulan Januari hingga Februari tahun ini ada 37 kasus, dan enam orang di antaranya meninggal dunia,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, Selasa (21/2/2023).

Abednego merinci kasus leptospirosis untuk Januari sebanyak 29 kasus dan bulan Februari tanggal 1 sampai 21 ada sebanyak delapan kasus. Sementara sebaran per kapanewon terbanyak ada di Kapanewon kasihan sebanyak 10 kasus.

Kemudian disusul Kapanewon Pandak enam kasus, Bambanglipuro dan Bantul masing-masing empat kasus, Sewon tiga kasus, dan Piyungan dua kasus.

Selanjutnya Imogiri, Kretek, Pleret, Pundong, dan Sanden, masing-masing satu kasus. Ia tidak menampik kasus leptospirosis tahun ini melonjak cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada 2022 lalu kasus leptospirosis merenggut nyawa empat orang dari total 137 kasus.

Penyakit leptospirosis ini dikategorikan sebagai penyakit dengan tingkat bahaya cukup tinggi. Sebab, selain dapat merusak organ vital diri manusia juga bisa berakibat pada kematian.

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui hewan perantara seperti tikus ataupun kelinci dan sejenisnya. Proses penularan biasanya dilalui melalui kencing tikus yang masuk melalui anggota badan yang terluka.

Meski tidak dapat menular dari manusia ke manusia, namun ia meminta kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan rumah agar tidak menjadi sarang tikus.

“Terutama juga bagi masyarakat yang sering beraktivitas di tempat berair seperti di sawah. Apalagi waktu kondisi hujan,” jelasnya.

Ketika harus beraktivitas di lokasi genangan air, seperti petani, agar menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot. Abed juga meminta agar masyarakat yang mengalami gejala penyakit leptospirosis supaya segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

Beberapa gejala leptospirosis di antaranya demam secara mendadak, kemudian pusing, mata merah, dan badan lemas, serta disertai nyeri pada bagian betis.

“Jika disertai nyeri betis harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Kami pastikan untuk obat leptospirosis sudah tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan,” tandasnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Kasus Melonjak! 6 Warga Bantul Meninggal Akibat Leptospirosis di Awal 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya