Inspektorat Sleman Kekurangan Pegawai Akuntan

SLEMAN — Inspektorat Kabupaten Sleman kekurangan 40 tenaga akuntan. Saat ini instansi tersebut hanya memiliki 29 auditor. dari jumlah tersebut, hanya ada delapan orang yang berlatar belakang pendidikan profesi sebagai akuntan.

“Kami masih butuh 40 akuntan untuk mengawasi sedikitnya 600 SKPD,” jelas Inspektur Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Sleman, Suyono, Rabu (9/1/2013).

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Ditambahkan Suyono, kondisi saat ini bisa dikatakan tidak seimbang antara personel yang dimiliki dengan beban kerja yang ada. Proses pengawasan hanya melalui sampling pada objek pekerjaan atau kegiatan. “Itupun tidak ada 40 persen dari total semua pekerjaan di Sleman,” jelas Suyono.

Suyono menambahkan, untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan ada sekitar 200 objek yang harus diperiksa. Namun hanya tujuh item yang dijadikan sampel untuk diperiksa inspektorat daerah.

“Mau bagaimana lagi? Kami hanya bisa mengoptimalkan sumber daya yang tersedia,” ungkap Suyono.

Tak hanya itu, salah satu tugas inspektorat adalah menghitung nilai proyek-proyek fisik untuk dikomparasikan antara laporan kebutuhan anggaran dan pertanggungjawaban terhadap bangunan riilnya. Ironisnya, hingga kemarin, inspektorat tak memiliki petugas lapangan yang ahli dalam bidang bangunan.

“Sejak lama hanya ada satu orang. Itupun sudah pensiun. Padahal kami membutuhkan sedikitnya tiga pegawai bergelar sarjana teknik sipil,” jelas Suyono.

Menurut dia, kebutuhan pegawai tak bisa dipenuhi oleh tenaga dari luar lembaga pemerintahan. Merujuk pada ketugasan, auditor atau ahli bangunan haruslah pegawai negeri sipil. Tenaga harian lepas pun tidak boleh, sebab yang bersangkutan harus memenuhi syarat golongan dan telah tersertifikasi.