SOLOPOS.COM - Timothy Dillan mahasiswa Magister Informatika di Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia. - Istimewa.

Solopos.com, JOGJA — Kisah inspiratif kali ini datang dari seorang remaja laki-laki bernama Timothy Dillan. Meskipun usianya terbilang masih sangat muda, tetapi dia ternyata bukan seorang remaja sembarangan.

Timothy telah menamatkan pendidikan studi Magister Informatika di Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia di usinya yang masih 18 tahun. Dalam studinya itu, ia menciptakan suatu metode State-of-the-Art dalam keilmuwan lewat pemodelan topik dengan Latent-Dirichlet Allocation.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Ketua Program Studi Informatika Program Magister UII, Irving Vitra Paputungan, mengatakan Timothy Dillan telah menuntaskan Pendidikan S2 di UII dalam usia 18 tahun dan telah diwisuda pada Mei 2023 lalu dan mendapatkan PIN emas.

“Timothy Dillan salah satu mahasiswa kebanggaan, saat di Wisuda UII periode Mei 2023, selain cumlaude, meraih IPK 4.00 juga diusia masih belia yaitu 18 tahun,” kata Irving, Jumat (16/6/2023).

Bukan sekadar teori saja yang dihasilkan mahasiswa tersebut, secara praktik ia berhasil menemukan perangkat lunak, sebuah metode State-of-the-Art dalam keilmuan lewat pemodelan topik dengan Latent-Dirichlet Allocation. 

State-of-the-art mengacu pada tingkat sesuatu yang paling mutakhir dan canggih, biasanya mengacu pada teknik, metodologi, atau pengetahuan terbaru dan terkini dalam bidang yang akan diteliti.

Perangkat lunak yang dikembangkan oleh Timothy dapat membantu peneliti dalam menemukan state-of-the-art dari sebuah topik penelitian. Hasil penelitian ini menjawab rumusan masalah yang diajukan dan memberikan solusi yang dapat membantu peneliti menemukan state-of-the-art dari sebuah topik penelitian dan memberikan wawasan tentang pengembangan terkini secara otomatis.

“Perangkat lunak yang dikembangkan mampu mengumpulkan data dari berbagai basis data akademis secara otomatis, mengaplikasikan model pembelajaran mesin dan analisis teks untuk menemukan topik pada penelitian, dan menyajikan luaran topik dalam bentuk visualisasi yang memudahkan interpretasi,” kata Dosen Pembimbing & Ketua Program Studi Informatika Program Sarjana Dhomas Hatta Fudholi.

Sementara itu, Timothy menceritakan peralanan hidupnya hingga bisa meraih gelar master pada usia 18 tahun. Dia mengaku perjalanan hidupnya mengalir seperti anak pada umumnya.

Ia bersekolah di salah satu sekolah internasional di tanah air kemudian sering mengikuti berbagai event perlombaan. Di antaranya menempati first place di UMN Technofest: Ecobot hingga finalis di STEAM International Robothon.

“Saya masuk kelas 1 SD sama seperti yang lain umur enam tahun. Cuma kebetulan ketika di SMP saya pertama mengikuti lomba internasional, robotik. Kebetulan sekolahnya internasional menyediakan kurikulum Cambridge ada ujian International General Certificate of Secondary Education [IGCSE],” katanya.

Dia menambahkan ujian IGCSE itu supaya lebih cepat dan memiliki peminatan bidang komputer yang hasilnya sudah disetarakan dengan SMA. Saat itu ia mengikuti ujian tersebut pada usia kelas 2 SMP.

“Waktu itu saya memang belum cukup usia, Cuma boleh mengikuti dan waktu itu diakui di luar negeri setara dengan SMA karena saya memenuhi syarat,” katanya.

Setelah mendapatkan IGCSE tersebut, Timothy pun mendaftar masuk di salah satu perguruan tinggi di Coventry University, Singapore. Sehingga pada usia 13 tahun ia sudah menempuh pendidikan strata 1.

“Barulah di S2 ini saya berkuliah di UII,” kata pemuda asal Bali ini.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Genius! Mahasiswa UII Tuntaskan Magister Informatika di Usia 18 Tahun dengan IPK 4,00

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya