SOLOPOS.COM - kegiatan penambangan pasir lereng Merapi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN– Jajaran Pemerintah Kecamatan Cangkringan memburu “truk bergoyang” di wilayah penambangan pasir lereng Gunung Merapi selama sepekan kemarin.

Camat Cangkringan Bambang Nurwiyono menjelaskan, perburuan melelahkan itu dilakukan bersama jajarannya pada Jumat (29/11/2013) lalu.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ia bersama jajarannya melakukan operasi secara diam-diam di sekitar pertambangan pasir Merapi dari pukul 20.00 WIB hingga 23.00 WIB. Bahkan hingga naik turun dan menyusuri Sungai Gendol hingga tengah malam.

“Begitu mendengar adanya truk bergoyang itu kami langsung koordinasi. Adanya isu truk bergoyang itu nek iso kan nonton [kalau bisa langsung melihat]. Bergoyangnya itu orang berbuat [mesum] atau truk berjalan, kalau berjalan mungkin saja karena jalannya hancur. Dan kami sudah naik turun [sungai] Gendol untuk melakukan pengecekan,” ujarnya, Sabtu (30/11/2013).

Hanya, secara nyata ia belum mendapatkan adanya operasi itu. Sejumlah kabin sopir dan bak truk juga sempat dilihatnya, dikhawatirkan adanya dugaan wanita penjaja seks, tapi masih nihil.

Akan tetapi memang tampak banyak sopir truk yang menunggu antrean selama semalam suntuk di kawasan Kopeng–Jambon, Kepuhharjo.

“Truk sudah kami periksa karena jangan-jangan membawa wanita atau bagaimana. Tapi kami tidak menemukan,” imbuh dia.

Dengan ditetapkan surat keputusan bupati memang membuat banyak sopir harus menginap di Cangkringan karena kegiatan penambangan berakhir pada pukul 18.00 WIB.

Sementara yang datang dari jauh memutuskan untuk menginap dan menunggu antrean pada esok harinya. Pihaknya tak memungkiri jika kondisi itu bisa menjadi pemicu timbulnya beberapa ruas hiburan seperti warung remang-remang.

Tetapi dalam pemeriksaan pekan lalu sejumlah sopir yang menunggu antrean tampak hanya duduk dan ngobrol dengan teman sesama sopir. Belum ditemukan adanya aktivitas sopir yang menjurus ke arah prostitusi.

Karena itu pemantauan di lapangan akan dilakukan secara periodik terutama untuk mengantisipasi kemungkinan adanya warung remang-remang. Kendati demikian ditegaskan Bambang, bahwa sampai saat ini belum ditemukan dugaan warung jenis itu di Cangkringan.

Salah satu kawasan yang menjadi fokus perhatian yakni Kopeng – Jambon, Kepuhharjo kemudian Bronggang, Argomulyo serta sejumlah titik di Glagahharjo. “Kami pantau terus, karena IMS tinggi membuat kita prihatin,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya