SOLOPOS.COM - Suasana seminar yang diadakan UII dan ISEI bertajuk “Perekonomian Indonesia: Evaluasi Tahun 2015 dan Prospek 2016” di Auditorium Profesor Abdul Kahar Muzakir, Kampus Pusat UII, Rabu (2/12/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Investasi asing terus didongkrak berkembang di Indonesia.

Harianjogja.com, SLEMAN – Seminar yang diadakan Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bertajuk “Perekonomian Indonesia: Evaluasi Tahun 2015 dan Prospek 2016” memberikan sejumlah rumusan dan masukan untuk pemerintah Indonesia.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Seminar yang diadakan di Auditorium Profesor Abdul Kahar Muzakir, Kampus Pusat UII, Rabu (2/12) ini mengundang sejumlah pakar dan perwakilan dari kementrian. Dari hasi diskusi akademisi dan pemilik kebijakan ini muncul beberapa rekomendasi untuk perekonomian Indonesia pada 2016.

Wakil Rektor II UII, Nur Feriyanto mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan percepatan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini bisa menarik lebih banyak investor untuk masuk ke Indonesia.

“Jika lebih banyak infrastruktur yang terbangun pada 2016 ini maka investasi akan berjalan dengan lancar. Banyak kegiatan ekonomi saat ini terhambat karena penyerapan anggaran untuk infrastruktur yang belum maksimal,” kata Nur disela-sela acara.

Nur menambahkan enam paket kebijakan yang sudah ada patut untuk dilanjutkan. Pasalnya enam paket kebijakan ekonomi ini belum sepenuhnya berjalan pada tahun 2015 ini.

Poin penting kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini juga masih terpengaruh negara lain, seperti Tiongkok. Jika Negera Tiongkok mengalami penurunan perekonomian maka Indonesia akan ikut turun.

“Perlu memperhitungkan pula mulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pasalnya mobilitas tenaga kerja akan terbuka dengan lebih leluasa ke Indonesia,” kata Nur.

Untuk menghadapi ancaman lesunya perekonomian global pada 2016, pemerintah Indonesia perlu mengantisipasi kerja sama dagang non konvensional dengan Tiongkok, US, Eropa dan Jepang. Termasuk mulai menggagarap pasar di Indonesia sendiri.

“Selama ini pasar dalam negeri selalu jadi penyelamat perekonomian Indonesia. Jadi sudah sewajarkan pasasr dalam negeri juga mulai digarap dengan baik oleh pemerintah Indonesia sendiri,” kata Nur.

Director Directorate of Academic Affairs UII, Arief Rahman menuturkan ekspor harus mulai dilakukan khususnya untuk sektor non migas. Khususnya industri pengolahan sehingga dapat menurunkan defisit neraca pembayaran.

“Penguatan sektor ekspor hanya dapat dilakukan jika pemerintah secara konsisten terus melakukan berbagai kebijakan peningkatan hubungan. Khususnya untuk industri kreatif, mulai dari film, animasi hingga produk kreatif lainnya. Kita tidak kalah dengan Negara-negara lainnya,” kata Arief.

Arief menambahkan pengembangan pariwisata juga belum digarap dengan baik karena infrastruktur yang masih belum maksimal. Seharusnya pariwisata bisa menjadi andalan kemajuan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya