SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman

Foto Ilustrasi
JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman

Harianjogja.com, SLEMAN—Pesatnya perkembangan tanaman bambu termasuk industri bambu membuat Kementerian Kehutanan ingin menjadikan Sleman sebagai sentra pengembangan komoditas bambu di Indonesia. Investasi bambu di daerah ini bahkan mencapai Rp10 miliar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebagai langkah awal, Bupati Sleman, Sri Purnomo bertemu dengan Dirjen Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI, Haryadi Himawan untuk mengkoordinasikan masalah ini.

“Rapat koordinasi ini untuk menyamakan persepsi antara warga yang memiliki tanaman bambu, perajin, pemasar kerajinan bambu serta pemerintah tentang bagaiman kendala dalam mengembangkan industri bambu,” kata Sri Purnomo saat rapat koordinasi di Pemkab Sleman, Selasa (16/7/2013).

Bupati berharapa proyek ini mampu memberikan pelatihan bagi para pengrajin tentang cara-cara meningkatkan nilai ekonomis bambu. Menurutnya, akan jauh lebih baik jika bambu yang diperjualbelikan sudah diolah terlebih dahulu, misalnya dengan diawetkan.

“Selama ini sejumlah masyarakat perajin komoditas bambu mengeluhkan tentang sulitnya memasarkan kerajinan bambu dengan harga memuaskan. Namun perlu diketahui bambu ini dapat dimanfaatkan dari semua bagian, mulai dari akar, rebung, batang pohon, ranting serta daunnya,” tegas Bupati Sleman.

Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Balai Besar Kerajinan dan Batik Sleman, Retno Widiastuti mengatakan jika produk bambu sudah ada sejak 1937. Bahkan di Sleman pada beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan produksi kerajinan bambu.

“Jumlah perajinnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dan saat ini yang menjadi sentra perajin bambu masih empat kecamatan, yakni Mlati, Moyudan, Minggir dan Godean,” kata Retno.

Pada akhir 2012 yang lalu di Sleman terdapat 1.759 unit usaha yang mengelola kerajinan bambu. Jumlah ini menyerap tenaga kerja sebesar 3.497 tenaga kerja dengan nilai investasi sebesar Rp10 miliar dan nilai produksi Rp13 miliar. Hasil dari industri kerajinan bambu tersebut juga telah menembus pangsa pasar dunia.

Populasi tanaman bambu di Sleman cukup banyak. Pada 2013 jumlahnya mencapai 733.545 batang yang sebagian besar berada di Pakem, Cangkringan dan Turi. Sedangkan kebutuhan bambu di tahun 2011 mencapai 817.860 batang per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya