SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Investasi di DIY perlu dievaluasi

Harianjogja.com, JOGJA--Untuk mendorong ekonomi DIY tumbuh lebih tinggi maka peranan yang harus dioptimalkan adalah investasi. Kontribusi investasi terhadap PDRB DIY sebesar 30%, terbesar kedua setelah konsumsi.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Namun, Bank Indonesia melihat besarnya porsi investasi tidak diimbangi dengan besarnya nilai investasi yang masuk ke DIY baik berupa Penanaman Modal Asing  (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan mengungkapkan, secara nominal investasi yang  masuk ke DIY masih sangat kecil dibandingkan daerah lainnya  di  Pulau Jawa dan Bali.

Kenyataannya, lebih dari 50% investasi baik PMA maupun PMDN  terkonsentrai di Pulau Jawa, tetapi hanya kurang dari 0,5% yang masuk ke DIY.

Sampai dengan September 2016, total jumlah investasi dalam negeri yang masuk ke DIY sebesar Rp937 miliar meningkat. dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp362 miliar.

Hilman mengatakan, kondisi tersebut harus dicari penyebabnya karena jika dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa, investasi di DIY baik PMA maupun PMDN itu paling kecil.

“Itu yang harus kita cari penyebabnya. Investor yang masuk tentu saja akan mempertimbangkan berbagai hal yang menguntungkan. Nah, untuk DIY ini harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan,” papar dia kepada Harianjogja.com, Selasa (29/11/2016).

Ia menjelaskan, permasalahan yang menjadi pertimbangan investor bisa berbagai macam hal. Ia menyebutkan, pertimbangan itu misalnya tentang ketersediaan sumber daya manusia (SDM), perizinan, bahan baku, dan lainnya.

“Kita di DIY harus berani untuk melakukan evaluasi hal-hal yang terkait dengan kenyamanan investor,” papar dia.

Hilman menyebutkan, potensi yang dimiliki DIY sangat banyak. Namun, investor pasti melakukan perbandingan dengan daerah lain sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Sementara, jumlah investasi asing yang masuk justru menurun dari USD89 juta pada tahun 2015 menjadi USD18 juta.

“Turunnya jumlah investasi asing ini merupakan salah satu indikasi masih lemahnya perbaikan ekonomi global, dan di sisi lain menunjukkan perekonomian saat ini mampu tumbuh seiring dengan kuatnya perekonomian dalam negeri,” kata dia.

Terdapat beberapa sektor utama yang diminati oleh investor. Bagi investor dalam negeri, sektor perumahan, hotel dan restoran, industri tekstil, dan perdagangan merupakan sektor-sektor yang cukup diminati.

Sementara, bagi investor asing, perdagangan, industri kertas, industri tekstil, dan hotel restoran merupakan sektor-sektor tujuan investasi. Kemudian, terdapat tiga sektor yang merupakan pasar utama investasi baik untuk investasi dalam negeri maupun asing yaitu sektor hotel dan restoran, perdagangan, dan industri tekstil.

“Berdasarkan fakta tersebut, kembali meyakinkan kita bahwa pariwisata yang diwakili oleh sektor hotel dan restoran  serta perdagangan merupakan sektor-sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya