Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Anggota Komisi B DPRD DIY Ahmad Sumianto, Rabu (11/7/2012) menyatakan, di tengah maraknya investasi yang masuk ke daerah lain seperti Kulonprogo dengan tambang pasir besinya atau investasi air dari Korea, Kabupaten Gunungkidul justru sepi. Padahal menurutnya daerah ini sangat butuh pembangunan seperti investasi air mengingat daerah ini kondisinya dipenuhi bebatuan tandus dan sulit mendapatkan air. Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama meski hingga saat ini tak bisa sepenuhnya diatasi. “Padahal air inikan hak dasar masyarakat dan ini sudah lama harusnya ini juga diutamakan,” kata Ahmad Sumianto.
Memang menurutnya, sulit bagi investor untuk masuk ke Gunungkidul melihat kondisi geografis daerah ini, namun pemerintah menurutnya harus pandai menarik investasi ke sana. “Kalau investor pasti melihatnya dari sisi bisnis menguntungkan atau nggak berinvestasi di sana, jadi pemerintah yang harus pandai-pandai mencari investor berinvestasi ke sana,” ungkapnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemprov DIY, Andung Prihadi mengakui wilayah Gunungkidul sulit dimasuki investasi lantaran 48 persen daerah itu dipenuhi bebatuan karst. Apalagi soal air, Gunungkidul butuh treatment tersendiri. Misalnya dengan menggali sumur bawah tanah. Tak bisa seperti rencana investasi air di Kulonprogo yang harus menyedot air dari sungai lalu dialirkan ke rumah-rumah atau industri. “Gunungkidul ini butuh treatment sendiri untuk pembangunanya nggak sama dengan daerah lain karena memang kondisinya berbeda,” katanya.
Kendati demikian, Gunungkidul menurutnya punya potensi yang dapat dimanfaatkan yakni pariwisata karena pemandangan alam di sana sangat indah. Saat ini sedianya tengah dijajaki investasi pembangunan kawasan resort di Gunungkidul oleh investor luar negeri dengan nilai investasi hingga mencapai ratusan miliar rupiah. “Di sana itu pariwisata yang bisa dikembangkan, memang sekarang tengah dijajaki untuk resort di sana mudah-mudahan jadi,” ujar Andung.