Jogja
Minggu, 5 Maret 2017 - 00:20 WIB

INVESTASI GUNUNGKIDUL : Pembangunan Resor Tepi Pantai, Warga Khawatir Hanya akan Jadi Penonton

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemandangan laut selatan di lihat dari balik bukit di sebelah barat Pantai Ngrenehan, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Sejumlah titik di Desa Kanigoro yang berdekatan dengan laut diketahui telah dimiliki oleh investor untuk dibangun resort dan hotel. Foto diambil Kamis (2/3/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Investasi Gunungkidul mulai diminati seiring pertumbuhan objek wisata

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Rencana Pembangunan Hotel dan Resort di Kecamatan Saptosari tak sepenuhnya disambut baik oleh warga. Pembangunan di atas lahan seluas 160 hektare oleh investor itu dikhawatirkan dapat memicu ketimpangan ekonomi di kawasan tersebut.

Advertisement

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Nguyahan, Dusun Gebang, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Sukiman mengaku khawatir setelah mendengar kabar rencana pembangunan hotel dan resort oleh investor. Terlebih diketahui investor telah menguasai 160 hektare lahan, dan 20 hektar diantaranya berada di Desa Kanigoro.

Dia khawatir kepemilikan tanah oleh investor akan menghapus hak pengelolaan lahan di tanah kelahiran mereka sendiri. Akibatnya perekonomian warga menjadi timpang, pasalnya sebagian besar warga mengandalkan mata pencariannya dari menggarap lahan.

“Kami nanti tidak punya hak dan hanya akan menjadi penonton di tanah kelahahiran kami,” kata dia, Kamis (2/3/2017).

Advertisement

Lanjutnya lagi, meskipun dengan iming-iming warga sekitar dipekerjakan di hotel atau resort yang telah dibangun. Dirinya mengaku tak tertarik, menurutnya jika bekerja pada investor di lahan kelahiran tapi tak memiliki hak kepemilikan, maka tidak menjadikan warga lebih mandiri.

Selain itu, dia menjadi gelisah terhadap masa depan anak dan cucunya nanti. Dengan tidak memiliki lahan dan hak untuk mengelola lahan, bagi dia masa depan akan menjadi suram.

“Kami masih bisa bekerja tapi nanti anak dan cucu kami mau kemana larinya, itu kan susah nanti,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu, Suprapto, pemilik lahan seluas dua hektar di Dusun Gebang mengaku tidak akan menjual lahannya ke investor. Dia mengaku memang berencana menjual lahannya tersebut, alasanya adalah untuk dibelikan lahan yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya sekarang di Kecamatan Playen.

Dirinya ingin agar lahan miliknya itu dibeli oleh warga sekitar dan dimanfaatkan oleh warga sekitar juga. Meski beberapa kali sejumlah calo tanah sempat menawar membeli tanahnya, dia masih belum mau melepas. Dia menduga para calo nantinya akan menjual kembali tanahnya itu kepada investor.

“Ya biar dibeli warga sekitar saja biar dimanfaatkan untuk berkebun, karena lahan saya itu kan kebun jati,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif