SOLOPOS.COM - Wajah depan Hartono Mall Yogyakarta, Jumat (20/11/2015). (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Investasi di Sleman memberikan dampak pendapatan pada daerah tersebut

Harianjogja.com, SLEMAN – Condongcatur menjadi desa yang banyak diinginkan berbagai pihak sebagai tempat mengembangkan bisnis mulai dari properti hingga pendidikan. Desa yang berada di Kecamatan Depok, Sleman ini menarget pendapatan sekitar Rp5,5 miliar ditahun 2016 mendatang.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Condongcatur adalah salahsatu desa di Sleman yang posisinya cukup dekat dengan Kota Jogja setelah Desa Caturtunggal yang sama-sama berada di Depok. Tetapi Caturtunggal kini sudah terlampaui penuh karena lebih dahulu diserbu para investor untuk mengembangkan bisnisnya sehinga para pebisnis kini banyak yang melirik Condongcatur.

Sejumlah lahan di Condongcatur kini tak luput dari incaran. Mereka secara terang-terangan mendekati Kepala Desa selaku orang nomor satu di wilayah itu.

“Surat masuk memang ada kampus yang ingin mengembangkan di sini dengan mengajukan penyewaan tanah kas desa, usaha properti juga ada, usaha kuliner dan lain-lain, tapi itu tahap permohonan,” terang Kepala Desa Condongcatur Reno Candra Sangaji kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Akantetapi pria yang mengalahkan bekas atasannya dalam Pilkades 2015 ini tidak gegabah dan bertindak ekstra selektif dalam menanggapi setiap permohonan investor. Mengingat banyak diantara mereka yang ingin memanfaatkan tanah kas desa. Pihaknya akan lebih mempertimbangkan bisnis yang benar-benar bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Contohnya untuk pembangunan kampus yang bisa menggerakkan sektor dagang dan jasa seperti kos-kosan. Serta jenis kegiatan kuliner yang bisa menyerap tenaga kerja lokal.

“Jenis itu yang kita harapkan agar tidak bermasalah di kemudian hari, tapi semua permohonan sesuai prosedur” ujarnya.

Reno mengakui pemanfaatan tanah kas desa masih dilakukan baik disewakan sebagai tempat usaha maupun pertanian. Hasil pendapatan dari persewaan tanah kas Desa Condongcatur sebesar Rp600 juta per tahun, termasuk lahan tidur yang dipakai salahsatu kampus.

Selain tanah kas desa, pendapatan lain dari desa ini adalah pengembalian pajak. Banyaknya pihak yang membayarkan pajak mulai dari bumi bangun, hotel dan lainnya turut menyumbangkan pendapatan. Condongcatur, kata dia, soal pendapatan pajak bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sleman sekitar Rp6 miliar setiap tahun.

Besarnya potensi pendapatan tak terkecuali dari alokasi dana desa (ADD) dan dana desa dari pusat, Reno menarget pendapatan desa di tahun 2016 sebesar Rp5,5 miliar. Naik Rp500 juta dari tahun 2015 yang hanya Rp5 miliar. “Termasuk ada mall yang baru beroperasi, kita harapkan juga dapat pengembalian pajaknya dari situ serta hotel-hotel yang baru beroperasi di wilayah kami,” tegasnya.INVESTASI SLEMAN : Wow, Pendapatan Desa Condongcatur Mencapai Rp5 Miliar Setahun

Investasi di Sleman memberikan dampak pendapatan pada daerah tersebut

Harianjogja.com, SLEMAN – Condongcatur menjadi desa yang banyak diinginkan berbagai pihak sebagai tempat mengembangkan bisnis mulai dari properti hingga pendidikan. Desa yang berada di Kecamatan Depok, Sleman ini menarget pendapatan sekitar Rp5,5 miliar ditahun 2016 mendatang.

Condongcatur adalah salahsatu desa di Sleman yang posisinya cukup dekat dengan Kota Jogja setelah Desa Caturtunggal yang sama-sama berada di Depok. Tetapi Caturtunggal kini sudah terlampaui penuh karena lebih dahulu diserbu para investor untuk mengembangkan bisnisnya sehinga para pebisnis kini banyak yang melirik Condongcatur.

Sejumlah lahan di Condongcatur kini tak luput dari incaran. Mereka secara terang-terangan mendekati Kepala Desa selaku orang nomor satu di wilayah itu.

“Surat masuk memang ada kampus yang ingin mengembangkan di sini dengan mengajukan penyewaan tanah kas desa, usaha properti juga ada, usaha kuliner dan lain-lain, tapi itu tahap permohonan,” terang Kepala Desa Condongcatur Reno Candra Sangaji kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Akantetapi pria yang mengalahkan bekas atasannya dalam Pilkades 2015 ini tidak gegabah dan bertindak ekstra selektif dalam menanggapi setiap permohonan investor. Mengingat banyak diantara mereka yang ingin memanfaatkan tanah kas desa. Pihaknya akan lebih mempertimbangkan bisnis yang benar-benar bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Contohnya untuk pembangunan kampus yang bisa menggerakkan sektor dagang dan jasa seperti kos-kosan. Serta jenis kegiatan kuliner yang bisa menyerap tenaga kerja lokal.

“Jenis itu yang kita harapkan agar tidak bermasalah di kemudian hari, tapi semua permohonan sesuai prosedur” ujarnya.

Reno mengakui pemanfaatan tanah kas desa masih dilakukan baik disewakan sebagai tempat usaha maupun pertanian. Hasil pendapatan dari persewaan tanah kas Desa Condongcatur sebesar Rp600 juta per tahun, termasuk lahan tidur yang dipakai salahsatu kampus.

Selain tanah kas desa, pendapatan lain dari desa ini adalah pengembalian pajak. Banyaknya pihak yang membayarkan pajak mulai dari bumi bangun, hotel dan lainnya turut menyumbangkan pendapatan. Condongcatur, kata dia, soal pendapatan pajak bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sleman sekitar Rp6 miliar setiap tahun.

Besarnya potensi pendapatan tak terkecuali dari alokasi dana desa (ADD) dan dana desa dari pusat, Reno menarget pendapatan desa di tahun 2016 sebesar Rp5,5 miliar. Naik Rp500 juta dari tahun 2015 yang hanya Rp5 miliar. “Termasuk ada mall yang baru beroperasi, kita harapkan juga dapat pengembalian pajaknya dari situ serta hotel-hotel yang baru beroperasi di wilayah kami,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya