SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan. (Istimewa)

Solopos.com, BANTUL — Seorag ayah di Bantul berinisial NY tega mencabuli putri kandungnya sendiri bertahun-tahun. Sejak korban masih duduk di bangku kelas V SD hingga SMA.

Setelah ditangkap Polres Bantul, terungkap fakta bahwa pelaku mengidap kelainan sekssual. NY seorang hiperseksual.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Apa itu hiperseksual? Hiperseksual adalah sebuah kelainan yang membuat pengidapnya kecanduan melakukan hubungan seksual. Kecanduan ini bisa sampai derajat seperti seseorang kecanduan dengan narkotika.

Mengutip laman halodoc.com, Rabu (5/1/2022), obsesi dan candu membuat pengidap hiperseksual tidak lagi bisa menikmati seks sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sebab, mereka menganggap seks sebagai “pain killer” alias penghilang rasa sakit, atau sekadar kebutuhan, yang jika tidak dipenuhi akan sangat gelisah.

Baca Juga: Ayah yang Cabuli Putrinya Sejak SD Hingga SMA Ternyata Hiperseksual

Selain itu, orang yang hiperseksual juga seringkali merasa bersalah, menyesal, dan depresi, setelah berhubungan intim. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa mengendalikan dorongan seksual yang sangat kuat dalam dirinya.

Hiperseksualitas adalah hal yang lebih kompleks dari pandangan orang awam yang menilainya sebagai kondisi orang “haus” bercinta. Seperti halnya jenis kecanduan lainnya, hiperseksual berawal dari seks yang dilakukan berulang-ulang, hingga akhirnya tidak bisa dihentikan dengan mudah.

Melakukan aktivitas seksual terlalu sering juga dapat menyebabkan seorang hiperseksual mengalami tekanan dalam lingkungan sosial, depresi, dan gangguan kecemasan.

Gejala Hiperkseksual

Menyitir laman hellosehat.com, gejala seseorang mengalami hiperseksual di antaranya adalah:

  • Tidak mampu membatasi diri dalam memenuhi dorongan seksual, seperti terus-menerus berhubungan intim, mengonsumsi pornografi, dan masturbasi berlebihan.
  • Tidak kunjung mendapatkan kepuasan seksual, meskipun telah melakukan aktivitas seksual dalam waktu lama.
  • Terus-menerus menghindari interaksi sosial agar bisa melakukan aktivitas seksual.
  • Merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena terobsesi dengan aktivitas seksual, tetapi tetap tidak dapat berhenti melakukannya.
  • Sempat berusaha untuk lepas dari obsesi seksual, tetapi kerap gagal dan kambuh dalam prosesnya.

Hiperseksual membutuhkan pengananan medis dari profesional seperti psikolog, psikiater, atau terapis seks. Gangguan ini bisa disembuhkan dengan berbagai metode pengobatan yang melibatkan konseling, terapi psikologis, dan konsumsi obat-obatan.

Pengobatan kelainan seksual ini berbeda-beda bergantung penyebab atau faktor yang memengaruhi kondisi hiperseksual ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya