SOLOPOS.COM - Mustakim (JIBI/Harian Jogja/dok)

Mustakim (JIBI/Harian Jogja/dok)

Mengikuti upacara bendera 17 Agustus di Istana Negara Jakarta, merupakan kebanggaan bagi setiap warga negara. Mustakim adalah salah satu orang yang beruntung mendapatkan kesempatan itu.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Wajah sumringah terpancar dari muka Mustakim. Di sela-sela kesibukannya mempersiapkan diri berangkat ke Jakarta, Senin (13/8) sore, warga Dusun Jetis Pendoworejo Girimulyo itu masih menyempatkan diri berbagi cerita. “Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan kesempatan ini [ikut upacara di Istana Negara],” ungkapnya, kepada Harian Jogja, kemarin.

Penghargaan itu diperoleh setelah penyuluh pertanian di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Samigaluh Kulonprogo itu masuk dalam nominasi Penyuluh Teladan Tingkat Nasional. Prestasi itu tentu saja setelah melalui tahapan Penyuluh Teladan di tingkat Kabupaten Kulonprogo dan Provinsi DIY. Verifikasi untuk lomba tingkat Nasional itu telah dilaksanakan 6 Juni lalu.

Ia menyebutkan, lomba ini meliputi tujuh kategori. Hasilnya, di tingkat Provinsi DIY, ada tiga kategori yang dimenangkan Kulonprogo, yakni Penyuluh Teladan adalah dirinya, Petani berprestasi yakni Jumaryanto, petani asal Desa Purwosari Girimulyo dan UP FMA berprestasi yakni UP FMA Desa Sidorejo Lendah.

Pemenang tujuh kategori di tingkat DIY itu berangkat ke Jakarta. Mereka akan mengikuti rangkaian kegiatan yakni pemberian penghargaan di Kementerian Pertanian, ramah tamah dengan Presiden, sarasehan, kunjungan lapangan dan puncaknya, ikut upacara HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus di Istana Negara.

Mustakim menuturkan prestasi ini merupakan penghargaan atas kinerjanya selama ini. Selama 27 tahun menjadi penyuluh pertanian, pria kelahiran 7 Juli 1965 itu selalu mengacu pada kebutuhan petani. “Rencana kegiatan yang saya susun, selalu berdasarkan kebutuhan petani,” jelasnya.

Penyuluh yang pernah bertugas di Samigaluh, Girimulyo dan Nanggulan itu selalu berupaya mengangkat potensi lokal dari petani setempat. Ia mencontohkan, makanan ringan keripik pegagan produksi wanita tani Dusun Kayugede, Gerbosari, Samigaluh berhasil didampinginya hingga diperkenalkan di Jakarta.

Mustakim juga mendampingi petani mengolah talas menjadi kue, mengolah empon-empon menjadi jamu gendong dan jamu instan, serta makanan olahan dari singkong yang dilakukan petani Desa Pendoworejo, Girimulyo.

Adapun terkait peningkatan produksi beras nasional, suami dari Ngatiyah ini melakukan displai penanaman padi Inpari 4 dan Inpari 7 di Pendoworejo Girimulyo. Ayah dua anak ini mengungkapkan, dalam bekerja, ia ia menetapkan tujuan yakni mengubah perilaku dan ketrampilan petani sehingga meningkatkan produktivitas tanaman. “Setiap kegiatan, selalu dievaluasi di akhir, sehingga menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya