Jogja
Minggu, 11 Desember 2022 - 19:34 WIB

Jadi Tempat Akad Nikah Kaesang-Erina, Ini Sejarah Pendopo Royal Ambarrukmo

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pendopo Royal Ambarrukmo. (istimewa/royalambarrukmo.com)

Solopos.com, SLEMAN — Akad nikah putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan kekasihnya Erina Gudono telah berlangsung di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta pada Sabtu (10/12/2022). Pendopo Royal Ambarrukmo ini menjadi saksi bisu pasangan Kaesang-Erina dalam mengucapkan janji suci dalam pernikahan.

Sejak menjadi tempat berlangsungnya akad nikah Kaesang-Erina, Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini menjadi pusat perhatian. Ternyata Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini merupakan tempat bersejarah dan juga telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya, bagaimana sejarahnya?

Advertisement

Dilansir dari situs resmi Royal Ambarrukmo, Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan tempat bersejarah. Pendopo ini dibangun pada 1857 oleh Sultan Hamengku Buwono VI. Pendopo Agung ini merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan Raja kepada seluruh rakyatnya.

Lantai pendopo ini lebih tinggi dari halaman untuk mencerminkan penghargaan kepada semua tamu serta keakraban dengan harmoni.

Advertisement

Lantai pendopo ini lebih tinggi dari halaman untuk mencerminkan penghargaan kepada semua tamu serta keakraban dengan harmoni.

Bentuk dasar pendopo ini adalah Joglo Sinom yang memiliki ukuran 32 meter X 32,4 meter dengan menghadap ke selatan.

Baca Juga: Sesi II Resepsi Nikahan Kaesang-Erina, Tamu Mulai Berdatangan di Mangkunegaran

Advertisement

Disempurnakan HB VII

Pesanggrahan Ambarrukmo ini pada masa pemerintahan Sri sultan Hamengku Buwono VI juga dikenal dengan nama Pesanggrahan Arjopuro yang memiliki arti keselamatan atau kesejahteraan. Dikutip dari kemdikbud.go.id, pesanggrahan tersebut disempurnakan oleh Pangeran Mangkubumi atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono VII tahun 1897. Selanjutnya, bangunan itu berganti nama menjadi Pesanggrahan Ambarrukmo yang berarti keluhuran atau kemuliaan yang harum.

Sultan HB VII kemudian memerintahkan Pangeran Hangabehi atau Kepala Kori Keraton untuk memperindah Pesanggrahan Ambarrukmo. Setelah Sultan HB VII pensiun, kemudian ia menetap di pesanggrahan ini bersama Permaisuri GKR Kencana.

Advertisement
Bale Kambang yang ada di kawasan Pendopo Royal Ambarrukmo. (istimewa/royalambarrukmo.com)

Kompleks ini juga sempat menjadi tempat Pendidikan Inspektur Polisi Republik Indonesia pada 1940-1950. Selanjutnya tempat ini juga pernah difungsikan sebagai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman saat KRT Pringgodiningrat sebagai Bupati Sleman hingga tahun 1964. Sedangkan di sisi timurnya dibangun Hotel Ambarrukmo pada tahun 1957.

Pendopo Royal Ambarrukmo ini berarsitektur tradisional Jawa yang terdiri dari pendapa, pringgitan, dalem ageng, gadri, gandok, dan balekambang yang dilengkapi beragam hiasan.

Baca Juga: Resepsi Kaesang-Erina Sesi Malam Dimulai Pukul 19.00 WIB, Ini Acara Lengkapnya

Advertisement

Bangunan ini sendiri telah ditetapkan sebagai Cagar Budata melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW.007/MKP/2007.

Pendopo Ambarrukmo ini dibangun berdasarkan tradisi Jawa yang kuat. Setiap bagian dari keseluruhan kompleks memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki maksa filosofis tertentu. Selain itu juga doa-doa yang mewakili nilai agama, kepercayaan, serta norma budaya Jawa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif