SOLOPOS.COM - Sebuah boneka pocong dipasang di tengah jalan oleh warga Dusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman sebagai penanda adanya jalan dan gorong-gorong rusak di dekatnya. (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Jalan rusak, agar tidak terjadi kecelakaan, warga Dusun Pancoh memasang boneka pocong di tengah jalan yang rusak.

Harianjogja.com, SLEMAN-Warga Dusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman memang boneka pocong sebagai penanda adanya jalan dan gorong-gorong rusak di wilayahnya. Meski sudah dua pekan boneka pocong itu berjaga di tengah jalan, Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman (DPUP) Kabupaten Sleman belum juga melakukan perbaikan.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Dukuh Pancoh, Purwadi mengatakan, jalan rusak tersebut terletak di jalur alternatif bagi kendaraan dari arah Srumbung Jawa Tengah menuju Cangkringan.

“Ini jalur penting. Belum sampai seminggu kemarin, petugas DPUP sudah ada yang ke sini tapi belum untuk memperbaiki. Nanti kalau enggak datang juga, mau kami benerin dulu sebisanya,” kata pria berusia 52 tahun itu kepada Harianjogja.com, Senin (19/1/2015).

Jalan dan gorongan rusak tersebut terletak tepat di depan rumah Purwadi. Setiap hari puluhan truk pengangkut pasir dan batu melintas di sana. Kondisi itu membuat beban lalu lintas melebihi batas.

Sebelumnya, kerusakan hanya terjadi pada sisi selatan jalan. Gorong-gorong tersebut ambles sehingga warga menutup separuh badan jalan. Namun, kendaraan berat tetap saja melintas.

“Seminggu setelah yang tengah rusak, sisi utara ikut ambles waktu beberapa hari itu hujan terus. Sekarang mobil makin susah lewat. Kalaupun ada, cuma mobil kecil yang berani,” kata Purwadi

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman (DPUP) Kabupaten Sleman, Nurbandi justru mengapresiasi inisiatif warga menutup jalan. Soal pemasangan rambu peringatan berupa boneka pocong di Dusun Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman, Nurbandi mengaku sudah menerima laporannya. Namun, pihaknya tidak bisa langsung membenahi karena terkendala prosedur anggaran.

“Tapi akan tetap kami lakukan perbaikan tahun ini. DPA [Dokumen Pelaksana Anggaran] baru mau disusun,” paparnya.

Menurut Nurbandi, kerusakan jalan di wilayah Turi umumnya disebabkan beban lalu lintas yang melebihi batas. “Selain karena umurnya sudah tua, di wilayah itu juga sering dilalui angkutan galian C,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya