SOLOPOS.COM - Jalan menanjak menuju petilasan Pangeran Samber Nyowo dan Raden Mas Sadin di Gunung Gambar, Kecamatan Ngawen (JIBI/Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Jalan menanjak menuju petilasan Pangeran Samber Nyowo dan Raden Mas Sadin di Gunung Gambar, Kecamatan Ngawen (JIBI/Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Dengan kemiringan yang ekstrem, sepertinya mustahil sepeda motor bebek biasa, apalagi jenis matic bisa melewatinya. Terlebih jalannya rusak dan kerikil bertebaran sehingga lumayan berbahaya dilalui kendaraan.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Hanya beberapa jenis mobil dan sepeda motor trail yang bisa menaiki tanjakan menuju puncak Gunung Gambar di Kecamatan Ngawen.

Mereka yang baru pertama kali ke sana mengaku cukup ngeri melewati tanjakan dengan kemiringan sekitar 140 derajat itu. Beberapa pembonceng bahkan memilih untuk berjalan kaki ketika melewati tanjakan sepanjang 150 meter itu.

“Saya memilih jalan kaki karena takut melihat tanjakan yang sangat tinggi. Saya takut kalau membonceng nanti bisa jatuh, apalagi jalannya juga sudah rusak,” ungkap salah seorang peziarah yang mengunjungi petilasan Pangeran Samber Nyowo dalam upacara adat Sadranan, Senin (16/7).

Namun, bagi beberapa peziarah, tanjakan ekstrem itu tidak menjadi masalah. Begitu pun dengan warga sekitar yang sudah terbiasa naik turun gunung.

“Memang kalau yang baru pertama kali naik ke sini merasa ngeri dengan tanjakan yang paling curam ini. Saya sudah sering ke sini, sehingga naik motor bebek pun enggak masalah. Namun, kadang saya merasa agak takut kalau memboncengkan karena khawatir yang saya boncengkan bisa terjungkal,” ungkap Haryanto, warga Dusun Bendo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen.

Hampir sebagian besar akses jalan menuju Gunung Gambar telah rusak dan cukup riskan untuk dilalui kendaraan. Sementara, pemandangan alam baik menuju ataupun di puncak Gunung Gambar berpotensi dikembangkan menjadi daerah wisata.

Di puncak Gunung Gambar, warga dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah sering berziarah ke petilasan Pangeran Samber Nyowo, terutama saat upacara adat tahunan Sadranan. Dari puncak tersebut, pengunjung juga bisa menikmati lanskap alam rawa Jombor di Klaten hingga waduk Gajah Mungkur di Wonogiri.

Kepala Bidang Pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Wijang mengatakan pemerintah tengah berupaya mengembangkan Gunung Gambar menjadi desa wisata. Kelak, jika hal tersebut terealisasi, akses jalan akan diperbaiki untuk mendukung desa wisata.

“Selama ini sudah kami usulkan agar diperbaiki, tapi masih ada prioritas yang lebih mendesak di daerah lain di Gunungkidul. Selama ini di sini hanya ramai dikunjungi wisatawan ketika upacara Sadranan,” papar Wijang yang datang dalam upacara adat Sadranan bersama beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Senin, (16/7).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya